DKP “Lempar Handuk” Terkait Pabrik Es Mangkrak di Poto Tano

0

Taliwang (Suara NTB) – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) seakan kehabisan cara untuk kembali menangani terbengkalainya pabrik es yang dibangun tahun 2005. Pabrik Es yang saat ini sudah seperti rumah hantu tersebut, ditaksir menghabiskan anggaran sekitar Rp 5 miliar yang bersumber dari anggaran APBN tahun 2005. Bahkan kondisi saat ini sudah semakin parah karena termakan usia dan tidak pernah diurus. Atap-atap gedung juga terlihat bocor.

“Bukan tidak ada upaya dari kita (DKP) untuk menangani masalah bangunan pabrik es yang sudah mangkrak. Tetapi karena tidak kunjung memberikan progres yang cukup menggembirakan, akhirnya sejak beberapa tahun lalu hingga tahun 2018 kita tidak lagi memberikan anggaran untuk bangunan yang saat ini sudah semakin parah,” ungkap Kepala DKP Sumbawa Barat Ir. H. Manysur Sofyan MM kepada Suara NTB, Selasa, 23 Januari 2018.

Dikatakannya, salah satu upaya yang pernah dilakukan pihaknya untuk kembali mengoptimalkan pabrik ini yakni dengan melibatkan pihak ketiga. Tetapi setelah dua tahun dikelola, pihak pengelola akhirnya angkat kaki dari KSB. Hal tersebut terjadi karena kebutuhan akan es tidak begitu baik di KSB. Upaya terakhir yakni dengan menggunakan listrik langsung, namun kebutuhan listrik sangat tinggi dan tidak sebanding dengan pemasukan dari pabrik tersebut. Sehingga pabrik ini kembali dibiarkan terbengkalai begitu saja. Sementara itu, terkait ketidakmampuan dinas terkait untuk kembali mengani gedung ini, pihaknya akan menyerahkan bangunan ini ke Badan Pendapatan dan Aset Daerah (BPAD).

“Kita sudah berusaha cukup maksimal mengoperasikan pabrik ini, tetapi karena tidak ada progres yang baik akhirnya kita lepas tangan,” ujarnya.

Ditemui secara terpisah Kabid Ekonomi Bappeda, Mars Anugrainsyah S. Hut, M. Si, mengatakan mangkraknya pabrik es ini terjadi karena permintaan es di Sumbawa Barat masih sangat kecil. Hal tersebut terjadi karena masih banyaknya masyarakat yang membuat es secara mandiri. Sehingga pasokan es dari pabrik ini tidak diharapkan ada oleh masyarakat.

Tentu pihaknya juga tetap berupaya memaksimalkan keberadaan dari pabrik ini. Salah satunya yakni dengan mengintegralkan pabrik es ini pusat pelelangan ikan yang ada di desa Labuhan Lalar. Karena hakikatnya pabrik es ini akan bisa maksimal jika permintaan es juga maksimal. “Kita sudah siapkan langkah strategis terkait pabrik es, dengan harapan bisa dimanfaatkan dengan baik,” tandasnya. (ils)