Giri Menang (Suara NTB) – Banjir menerjang daerah Karang Lebah Dusun Sekotong Dua Desa Sekotong Tengah, Minggu, 7 Januari 2018. Banjir dipicu luapan sungai akibat intensitas hujan yang tinggi. Di samping, drainase yang buruk di daerah setempat. Warga berharap agar sungai di wilayah itu dibangunkan beronjong penahan banjir agar tidak lagi menjadi langanan banjir.
Banjir menerjang daerah itu sekitar pukul 16.00 Wita saat hujan lebat. Sungai yang berlokasi tak jauh dari pemukiman warga tak mampu menampung air yang berasal dari hulu sungai, sehingga meluap ke pemukiman warga. Kondisi diperparah, tidak adanya beronjong penahan air di sungai tersebut. Luapan airpun menerjang pemukiman yang ada di sekitar sungai, sebanyak puluhan rumah terendam.
Mardi salah seorang Tagana di desa setempat menuturkan, kejadian banjir terjadi disebabkan intensitas hujan tinggi, sehingga mengakibatkan air sungai meluap. Ketinggian air mencapai 40 sentimeter, “Air sungai meluap ke pemukiman warga, karena memang ndak ada beronjong, perlu dibangunkan beronjong,” jelas Mardi.
Pihak dusun dan relawan pun turun melakukan evakuasi warga yang rumahnya terendam. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun barang milik warga hanyut dan ternak peliharaan seperti ayam dan bebek.
Di daerah ini, ungkapnya, rawan banjir, karena berdekatan dengan sungai. Mengantisipasi itu perlu dibangunkan beronjong dan talud serta saluran drainase oleh pemerintah. Pihaknya sudah melaporkan hal ini ke Dinas Sosial dan BPBD untuk mendapatkan penanganan. Terutama warga yang mengungsi.
Kades Sekotong Tengah, L. Sarapudin menyatakan bahwa kejadian banjir menyebabkan puluhan rumah terendam. Banjir disebabkan luapan sungai akibat intensitas hujan yang tinggi. “Kami sudah laporkan ke Disos, agar dibangunkan beronjong,” jelas Sarapudin.
Sementara itu Kasi Logistik pada BPBD Lobar Tohri menyatakan pihaknya belum melakukan penanganan terhadap korban banjir di Sekotong. Pasalnya, informasi terkait kejadian banjir di Sekotong baru diperoleh dari media. “Sementara ini belum sih, tapi kalau adai informasi seperti ini coba nanti atau besok saya koordinasikan dengan Pak Kalak seperti apa langkah penanganannya,” kata Tohri.
Menurutnya, terkait penanganan bencana seharusnya diinformasikan oleh desa tanggap bencana di desa setempat. Ia mengaku heran, kenapa tim relawan di desa setempat tidak mengirimkan berita laporan terkait kejadian banjir tersebut. Pihaknya tidak pernah akan tahu jika tidak diinformasikan dari pihak desa, lebih-lebih sudah dibentuk desa tanggap bencana. Langkah penanganan selanjutnya, pihaknya perlu koordinasi dengan Kalak BPBD. (her)