Perbaikan Jembatan Kebaloan di Jadi Prioritas di APBDP KLU

0

Tanjung (Suara NTB) – Rusaknya jembatan penghubung antar dusun/desa di Dusun Sukadana Kecamatan Bayan, menjadi prioritas perbaikan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lombok Utara (KLU). Usai dilakukan survei, tim teknis Dinas PUPR memperkirakan jumlah dana yang dibutuhkan untuk memperbaiki jembatan sekitar Rp 4 miliar.

“Perbaikan konstruksi jembatan Sukadana masuk sebagai salah satu prioritas kita di APBD Perubahan 2017. Kita pasti usulkan tetapi nanti tergantung Tim anggaran di TAPD,” ungkap Plt. Kepala Dinas PUPR KLU, Zaldi Rahadian, ST, MT, Jumat, 17 Februari 2017.

Sebagaimana diketahui, jembatan yang menuju Pura Penataran Agung Dusun Kebaloan Desa Sukadana itu putus pada Sabtu, 11 Februari 2017 lalu akibat derasnya arus sungai di kali setempat. Hujan yang mengguyur wilayah KLU ketika itu menyebabkan debit air meningkat hingga konstruksi jembatan putus dan tak bisa dilalui kendaraan maupun orang.

Dinas PUPR pun langsung menurunkan tim teknis untuk mengecek kondisi lapangan. Dari hasil penelusuran tim, jembatan yang dibangun oleh PNPM melalui program MP3KI tahun 2014 itu terputus akibat gangguan alam. Plat decker jembatan jatuh hingga menyebabkan jembatan hampir patah menjadi dua sampai 3 bagian.

Zaldi menerangkan, melihat kondisi jembatan saat ini praktis aksea tersebut tak bisa dilalui. Pihaknya bahkan mengimbau warga untuk tidak melewati jembatan sekalipun dengan berjalan kaki. “Dari kondisinya yang rusak, kita harus bangun (jembatan) baru. Jembatan itu bentangannya sekitar 25 meter, lebar 5 meter dengan ketinggian tebing sekitar 7 meter. Perhitungan tim teknis perencana dibutuhkan sekitar Rp 4 miliar,” jelasnya.

Identifikasi Dinas PUPR, sambung Zaldi, penanganan sementara akses setempat sudah disampaikan ke Sekda selaku Ketua TAPD. Apakah akan dobuatkan jembatan sementara masih dipikirkan. Mengingat ketinggian tebing menjadi pertimbangan utama untuk dibuatkan jembatan sementara, di samping kesiapan masyarakat setempat mengenai sumberdaya yang dibutuhkan seperti kayu, pohon kelapa dan sebagainya.

Apabila dibuatkan jembatan sementara, Zaldi menilai pemanfaatannya hanya efektif untuk manusia dan tidak diperkenankan kendaraan melintasi jembatan. Proses pembuatan jembatan yang memakan waktu dan pemanfaatannya yang bersifat sementara, dinilai tidak efektif seandainya TAPD menyetujui usulan anggaran Rp 4 miliar yang dibutuhkan.

“Kita sudah konsultasikan apakah bisa sementara sedangkan tebing terlalu tinggi. Sebelum jembatan, di sana ada damrah itu pun sudah habis. Harapan kita masyarakat memanfaatkan jalur alternatif dulu, seperti melalui Pawang Karya dan Magelling. Memang butuh tambahan waktu untuk sampai ke Kebaloan sekitar 20 menit dibandingkan dengan ada jembatan,” terangnya.

Ia menambahkan, secara umum akses jalan dan jembatan di Kecamatan Bayan sebagian besar sudah tertangani. Meski demikian kran anggaran tahun 2017 untuk Kecamatan Bayan tergolong minim, hanya ada pembangunan jalan di Teres Genit dan Torean – Desa Loloan, dan beberapa kegiatan kecil seperti pembangunan talud dengan bentangan yang tidak seberapa.

“Seandainya bisa (disetujui TAPD) untuk kita tangani dengan pemeliharaan jalan dan jembatan di 2017 kita tangani. Tapi seandainya tidak bisa, maka prioritas kita sebagai bahan usulan di 2018. Berdasarkan survei lapangan, itu prioritas yang memang harus segera ditangani,” pungkas Zaldi. (ari)