Pabrik Gula di Dompu Bantah PHK Karyawan

0
Jpeg

Dompu (Suara NTB) – PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS), pabrik gula di Pekat, Dompu, membantah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 150 orang tenaga tebang di kebun tebu perusahaan asal Sumenep, Jawa Timur. Penebang jebu dilakukan dengan sistem borong. Pekerja dari Madura tersebut didatangkan oleh koordinator, tapi belum mulai kerja karena tidak ada kecocokan harga dengan koordinatornya.

“Tidak ada penebang yang di PHK. Penebang tenaga borongan yang didatangkan melalui koordinatornya. Sampai di lokasi, kelihatannya tidak ada kecocokan dengan koordinatornya,” ungkap Masnil Muhtar, Humas PT SMS kepada Suara NTB, Kamis, 20 April 2017 malam.

Warga Madura tersebut, lanjut Masnil, belum bekerja dan langsung minta pulang kembali ke kampungnya akibat tidak ada kecocokan dengan koordinatornya. “Belum bekerja, mereka minta pulang lagi ke Madura. Jadi, PT SMS tidak mem-PHK,” kata Masnil.

Kendati pekerja dari Madura ini tidak bekerja, lanjut Masnil, penebangan tebu di kebun inti perusahaan tetap berlanjut yang dilakukan oleh tenaga kerja asal Jawa, Lombok, NTT dan Pekat sendiri. Para pekerja ini juga berurusan dengan koordinatornya dan upahnya dihitung berdasarkan volume tebu yang dipotong. “Kita sudah mulai giling sejak puncak Festival Pesona Tambora, 11 April 2017 lalu,” katanya.

Sebelumnya, warga Sumenep Madura Jawa Timur ini berada di Bima sejak Rabu (19/4) untuk mendapat bantuan sehingga bisa pulang kembali ke kampung halamannya. Dari Pekat, mereka menumpang mobil truk untuk sampai ke Bima dan berencana mau pulang menumpang kapal laut karena tidak cukup biaya.

Mereka mengklaim di-PHK perusahaan karena menuntut upah layak sesuai dijanjikan pihak ketiga yang merekrutnya, termasuk janji fasilitas yang memadai. Seperti upah Rp 200 ribu per hari dan makan 3 kali sehari. Setelah bekerja, mereka digaji Rp 75 ribu per hari, bahkan selama bekerja makan yang diberikan tidak tepat waktu. (ula)