Ali BD : Dinas Jangan Coba-coba Minta Uang Saat Cairkan Bantuan

0

Selong (Suara NTB) – Bantuan-bantuan yang disalurkan kepada masyarakat harus diinformasikan secara terbuka. Dalam pencairannya, orang-orang dinas diingatkan Bupati Lotim H. Moch Ali Bin Dachlan untuk tidak main-main. Jika ada aparatur pemerintah yang minta uang dipersilahkan Bupati untuk memukulnya.

“Orang dinas jangan coba-coba minta uang kepada yang telah diberikan bantuan,” tegas Bupati Lotim saat bersilaturahmi dengan para nelayan di Labuhan Haji, Senin, 14 November 2016. “Kalau ada yang minta bok-bok (pukul) dia, itu maling namanya,” pangkas Bupati.

Laporan yang diterima Bupati Lotim, khususnya dari kalangan nelayan banyak yang mengeluhkan bantuan. Banyak nelayan yang sebenarnya tidak dapat bantuan. Bantuan hanya diterima oleh pengurus kelompok. Pengurus hanya memberikan kepada keluarga-keluarga terdekatnya.

Bupati menyebut, nelayan Lotim ini berada dari ujung pantai utara tengah dan selatan. Ada kesan selama ini, yang diberikan bantuan hanya nelayan di wilayah selatan. Sehingga diingatkan Bupati agar bisa lebih adil dan memperhatikan juga nelayan-nelayan yang ada di bagian tengah dan utara.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lotim diminta Bupati Lotim untuk lebih adil dalam mendistribusikan bantuan. Diperintah agar mengutamakan yang belum pernah dapat bantuan. Utamanya yang miskin. Karena diyakini Bupati, orang miskin ini yang murni tidak pernah dapat karena tidak bisa membuat proposal.

Nelayan ini, lanjutnya ada dua macam. Nelayan yang menjadi juragan dan menjadi sawi atau buruh nelayan. Pemilahan bantuan pun harus jelas. Kepada buruh bantuan yang bersifat karikatif dan kepada juragannya yang bersifat pemasaran. Menjadi tugas pemerintah, katanya, mengajarkan jika ada juragan yang tidak bisa memasarkan.

Menurut Ali BD, ikan-ikan yang dipasarkan di Lotim juga banyak yang datang dari luar daerah. Hal ini karena nelayan-nelayan yang ada di Lotim tidak bisa menangkap. Kehadiran nelayan luar tidak bisa disalahkan karena nelayan kita sendiri tidak bisa mendapatkan yang besar.

“Seperti di TPI Tanjung Luar itu, banyak ikan buangan dari Bali yang datang,” tuturnya. Fakta itu tidak mengherankan membuat ikan-ikan yang ada di Lombok Timur ini terbilang masih mahal. Harga ikan lebih tinggi dari Pulau Jawa tidak diherankan karena tidak ada perusahaan besar. Di Labuhan Lombok, sambungnya, orang-orang Makassar yang banyak. Kondisi itu pun tegasnya tidak bisa disalahkan. (rus)