Pelaku Perambahan Hutan di Sumbawa Kerap Melawan Polhut

0

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Polhut cukup kesulitan menangani kasus perambahan hutan (illegal logging), terutama di wilayah timur Sumbawa. Meliputi KPH Ampang Sili dan KPH Pelampang. Pelaku di sana kerap melawan petugas dengan sajam. Sementara di sisi lain, senjata api (Senpi) Polhut yang ada di Dishutbun Sumbawa sudah ditarik ke Dishut Provinsi sesuai kewenangan yang dimiliki.

“Masyarakat masih melawan, pakai sajam, pedang, parang dan lainnya. Terutama di wilayah timur, wilayah KPH Ampang Sili (Empang Tarano) dan KPH Pelampang hingga Labangka. Terutama di hutan Sabekil Labangka III. Makanya kadang Polhut kita mikir kalau masuk sendiri. Kita lihat kondisi lapangannya dulu. Apalagi dengan senpi kita yang sudah ditarik. Beruntung sekarang ada operasi gabungan bersama TNI dan Polisi,” terang Penyidik PNS Dihutbun Sumbawa, Muhammad, S.H, Sabtu (15/10).

Disebutkannya, ada 10 senpi yang ditarik Dihut NTB. Hal ini menimbulkan kesulitan tersendiri, sebab secara psikologis kehilangan senpi juga berpengaruh secara psikologis ketika turun melakukan peninddakan ke lapangan. Apalagi ke wiayah hutan Tarano, masuk harus melalui jalur Kwanko Dompu. Baru bisa masuk ke kawasan hutan dimaksud.

Terkait penarikan Senpi ini, Kadishut NTB, Hj. Husnanidiaty Nurdin yang ditemui Suara NTB di kantor Dishutbun Sumbawa, menyatakan  dalam UU No. 23 tahun 2015, yang salah satunya mnegatur penarikan kewenangan soal hutan ke Provinsi, termasuk soal senjata. Setelah ditarik, akan ada assesmen ulang, dilatih dan dites kembali kelayakan memegang senpi bagi anggota Polhut. “Saya selaku Kadis tidak bisa ujuk – ujuk menarik lalu membagi kembal senjata ini. Saya harus melihat loyalitas dan integritas juga. Sebab dengan senpi saja, nyatanya hutan hancur juga. Jangan jangan penyebab rusaknya hutan kita karena kita juga. Makanya sekarang ini, kita benahi orang kita dulu. Masa kita membersihkan rumah dengan sapu yang kotor?” tanyanya.

Kadishut optimis, kasus perambahan hutan bisa diminimalisir di Sumbawa. Dibantu 7 KPH yang ada di Sumbawa, dari 20 KPH seluruh NTB. (arn)