Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Gelar Acara GenRe di Ponpes Nurul Bayan

0

Tanjung (Suara NTB) – Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa. Remaja yang kuat serta memiliki kecerdasan sprititual, intelektual serta emosional yang kuat menjadikan bangsa tersebut kelak akan kuat pula.

Menyadari ini, Perwakilan BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) sebagai wakil pemerintah yang bertanggung jawab menjalankan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja) suatu program yang memfasilitasi remaja agar belajar memahami dan mempraktikkan perilaku hidup sehat dan berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan Generasi Berencana (GenRe).

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Dr. L. Makripuddin M.Si

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Dr. L. Makripuddin M.Si

Untuk menjalankan niat mulia tersebut tentulah memerlukan strategi yang jitu, berkesinambungan serta melibatkan banyak pihak, baik dari institusi pendidikan sebagai tempat berkumpulnya aktivitas remaja dan pemerintah daerah sebagai pendukung dan pemegang kebijakan di suatu daerah.

Di Indonesia, jumlah remaja mencapai 64 juta orang dari keseluruhan penduduk Indonesia. Sedangkan di NTB, jumlah remajanya mencapai 1,5 juta orang atau 26% dari total penduduk. Dari jumlah tersebut, tingkat pernikahan dini di bawah 19 tahun di NTB mencapai 15%.

Pimpinan Ponpes Nurul Bayan, KH. Abdul Karim

Pimpinan Ponpes Nurul Bayan, KH. Abdul Karim

Oleh karena, BKKBN Perwakilan Provinsi NTB bersama Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dra. Hj. Ermalena MHS, yang membawahi bidang tenaga kerja dan transmigrasi, kependudukan dan kesehatan mengadakan pengenalan GenRe sekaligus kunjungan kerja di Pondok Pesantren Nurul Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Acara ini disambut meriah oleh ratusan santri yang antusias mengikuti jalannya acara.

Turut hadir dalam acara tersebut yaitu Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara dari partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekaligus Ketua PPP KLU Narsudin, Sekretaris Partai PPP Provinsi NTB Muhammad Akri, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Dr. Drs. H.  L.Makrippudin beserta jajarannya serta pengurus Pondok Pesantren Nurul Bayan.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Hj Ermalena MHS

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Hj Ermalena MHS

Dalam sambutannya, Pimpinan Ponpes Nurul Bayan, KH. Abdul Karim mengatakan momen ini sangat pas, karena bertepatan dengan peringatan 25 tahun berdirinya ponpes tersebut. “Saat pertama kali membeli tanah untuk pondok pesantren, tidak ada yang menyangka berdirinya ponpes ini. Karena tidak pernah terpikirkan di Bayan ada pondok pesantren,” katanya.

Tapi akibat kerja kerasnya, ponpes ini telah memiliki 500 santri dengan jumlah bangunan mencapai 33 gedung. “Total aset yang dimiliki oleh pondok pesantren sebesar Rp 9 milyar, jauh berbeda dengan pondok pesantren di Jakarta yang mencapai triliunan,” terangnya. Selain itu, dalam peringatan 25 tahun ponpes, ia memilih tema untuk menguatkan sistem pondok untuk kejayaan umat, karena dari pondoklah pendidikan santriwan-santriwati dimulai untuk dipersiapkan menjadi pemimpin di masa depan.

Perwakilan santri berdialog dengan salah satu tim sosialisasi dari Perwakilan BKKBN Provinsi NTB.

Perwakilan santri berdialog dengan salah satu tim sosialisasi dari Perwakilan BKKBN Provinsi NTB.

Acara lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Dr. Drs. H. L. Makrippudin, menjelaskan jika BKKBN melakukan pendekatan dari awal melalui pendekatan keluarga. “Kita memiliki program Bina Keluarga Remaja dan Pusat Konseling Remaja,” katanya.

Program GenRe, kata Makrippudin, ada 3 hal yang dikampanyekan pada remaja untuk mengatakan tidak pada hal tersebut. “Yang pertama, katakan tidak pada pernikahan dini karena, biasanya sekolahnya akan terhenti akibat mengurus keluarga. Kedua, katakan tidak pada seks pra-nikah karena yang paling merasakan dampaknya adalah perempuan. Ketiga, katakan tidak pada narkoba,” jelasnya.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Hj Ermalena MHS menyerahkan bingkisan kepada Pimpinan Ponpes Nurul Bayan.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Hj Ermalena MHS menyerahkan bingkisan kepada Pimpinan Ponpes Nurul Bayan.

Program GenRe mengajak para remaja untuk merencanakan pendidikan, pekerjaan yang diinginkan baru kemudian merencanakan pernikahan. Makrippudin kemudian mengajak para santriwan-santriwati untuk meneriakkan yel-yel GenRe yaitu Yang Muda Yang Berencana.

Sedangkan dalam sambutannya, Dra. Hj. Ermalena MHS,mengatakan negara berutang pada pesantren karena telah banyak mencetak lulusan yang merupakan pemimpin berkualitas. “Sekarang kita di DPR sedang berjuang untuk membahas rancangan undang-undang tentang keagamaan,” terangnya.

Sebagian santri Ponpes Nurul Bayan yang mengikuti acara sosialisasi.

Sebagian santri Ponpes Nurul Bayan yang mengikuti acara sosialisasi.

Dengan RUU tersebut, diharapkan anak-anak yang menuntut ilmu pada sekolah keagamaan memperoleh hak yang sama dengan anak-anak yang bersekolah di sekolah non kegamaan.

Ermalena juga membagikan buku surat Yasin kepada para santriwan-santriwati agar didoakan bisa amanah menjalankan tugasnya sebagai anggota Dewan. Ia juga bercerita tentang keinginannya dulu menjadi guru dan merasa iri dengan Pimpinan Ponpes yang bisa mendidik santrinya dengan baik sehingga ia tak kuasa menahan air matanya.

Sebagian santri Ponpes Nurul Bayan yang mengikuti acara sosialisasi.

Sebagian santri Ponpes Nurul Bayan yang mengikuti acara sosialisasi.

Ermalena meminta anggota DPRD KLU yang hadir untuk memintakan bantuan 1000 bibit tanaman produktif untuk Ponpes Nurul Bayan. “Mungkin dampaknya tidak dirasakan 1-2 tahun. Tetapi dalam 5-10 tahun ke depan, pohon produktif ini diharapkan dapat membuka usaha yang dapat memberikan pemasukan untuk pesantren,” jelasnya. Ia juga berpesan pada para santri yang hadir agar berperilaku lebih baik ke depannya dan dapat menjadi pemimpin di masa depan yang lebih baik.

Pada kesempatan itu, Ermalena memberikan bingkisan secara simbolis pada Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Bayan, KH. Abdul Karim berupa hadiah seperti buku, kipas, dan lainnya yang digunakan sebagai hadiah perlombaan perayaan ulang tahun ponpes. Juga diberikan sesi tanya jawab pada santri yang antusias mengajukan pertanyaan tentang pernikahan dini. (uul/*)