Penyandang Disabilitas Kini Punya Rumah Advokasi

0
Kapolda NTB Mohammad Iqbal memapah penyandang disabilitas di sela peresmian kantor sekretariat DPD PPDI NTB di Sandik, Batulayar, Lombok Barat, Senin, 30 November 2020.(Suara NTB/why)

Mataram (Suara NTB) – Penyandang disabilitas yang tergabung dalam Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) NTB kini memiliki rumah advokasi. Kantor sekretariat DPD PPDI NTB sudah tegak berdiri. Penyandang disabilitas berhak mendapat pelayanan publik maupun pelayanan hukum yang sama. Kapolda NTB Irjen Pol Mohammad Iqbal meresmikan Kantor Sekretariat DPD PPDI NTB di Desa Sandik, Batulayar, Lombok Barat, Senin, 30 November 2020. Kantor ini sebagai pusat edukasi dan advokasi penyandang disabilitas.

“Selama ini, mereka tidak memiliki sekretariat tetap. Sehingga, kami mencoba mencari jalan keluar dengan memberikan tempat. Tempat ini nanti menjadi tempat bernaung mereka,” kata Iqbal saat menyampaikan sambutan. Kantor PPDI NTB, sambung dia, strategis sebagai rumah perlindungan dan pendampingan penyandang disabilitas. Mulai dari advokasi hak sampai pengembangan keterampilan. “ Ini tempat mereka berkreasi untuk menjadikan hidup mereka lebih produktif,” terang jenderal bintang dua ini.

Kapolda memandang, para penyandang disabilitas NTB memiliki semangat yang lebih tinggi untuk maju dan berkembang. Fasilitas kantor diharapkan dapat membuka akses edukasi dan informasi penyandang disablitas. Menurutnya, para penyandang disabilitas di NTB tidak pernah menjadi bagian mengganggu keamanan dan ketertiban. Justru sebaliknya, berkah kondisi fisik normal yang berbuat kriminal. “Kita harus tetap bersukur dan terus berikhtiar untuk meraih kesuksesan,” kata Iqbal.

Ketua DPD PPDI NTB Asin Barnas menyebutkan, penyandang disabilitas di NTB lebih kurang sebanyak 23 ribu orang pada tahun 2018. Bencana gempa bumi membuat jumlahnya meningkat hingga mencapai 28 ribu orang, selain karena bertambahnya dari korban kecelakaan kerja maupun lalu lintas. “Di Indonesia ini ada 34 PPDI, hanya PPDI NTB yang memiliki gedung sekretariat,” ujarnya bangga.

Barnas mengatakan, kantor sekretariat yang terdampak gempa bumi Lombok tahun 2018 ini merupakan tempat menggantung asa dan memupuk harapan. “Ini tempat mengorganisasi, tempat advokasi untuk mengangkat derajat penyandang disabilitas,” terangnya. Kantor sekretariat ini nanti juga menjadi pusat pengembangan keterampilan bagi penyandang disabilitas demi mendukung kemandirian ekonomi. Sejumlah pelatihan bakal dihelat mulai dari elektronika, jahit-menjahit, dan perbengkelan. (why)