R.A. Andria Jayanti Raih Gelar Doktor Termuda Fakultas Hukum Unram

0
Suasana sidang ujian terbuka disertasi program S3 Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Unram, yang digelar pada Rabu pagi, 22 Januari 2020. (Suara NTB/ist)

Mataram (Suara NTB) – Fakultas Hukum Universitas Mataram patut berbangga hati. Pasalnya, fakultas ini telah berhasil melahirkan doktor termuda dalam sidang ujian terbuka disertasi program S3 Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Unram, yang digelar pada Rabu pagi, 22 Januari 2020.

R.A. Andria Jayanti meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Model perlindungan hukum terhadap pemegang izin hak pengelolaan lahan untuk investasi di Indonesia” di hadapan dewan penguji.

Dalam sidang terbuka ujian disertasi yang dipimpin langsung Prof. H. Lalu Husni, hasil tim penguji menyatakan R.A. Andria Jayanti lulus dengan predikat cumlaude dengan raihan IPK 3,95. R.A. Andria Jayanti kini menjadi doktor ke-18 yang dimiliki program studi S3 Fakultas Hukum.

“Lulus dengan cumlaude,” kata Prof. Husni saat membacakan hasil dewan penguji.

Atas apa yang telah diraih wanita yang belum berusia 30 tahun itu, Rektor Unram merasa sangat bangga. “Saya bangga sekali atas nama pribadi dan pimpinan karena dalam usia kurang 30 tahun bisa mencapai gelar doktor. Karena di saat emosional, usia tidak mudah melawan tantangan yang dihadapi,” ujarnya usai sidang.

Apa yang diraih Andria Jayanti, patut ditiru anak muda saat ini. Karena sudah menorehkan rasa bangga di usia yang masih sangat muda. “Tentu ini niat kita sebagai spirit bagi anak anak kita supaya mereka melanjutkan studi mereka di usia muda seperti ini,” jelasnya.

Selain itu sebagai bentuk apresiasi atas prestasi tersebut, Rektor memerintahkan kepada Dekan Fakultas Hukum untuk langsung membuatkan SK mengajar sebagai dosen tidak tetap. “Kita angkat sebagai tenaga dosen tidak tetap. Tolong buatkan nomor induk, ini akan berpengaruh menaikkan peringkat dan perangkingan fakultas,” jelasnya.

Rektor juga meminta agar Andria Jayanti tidak berhenti sampai disini. Melainkan harus membuat berbagai prestasi lain dalam bidang publikasi yang lebih membanggakan lagi.

“Tidak sampai di sini tetapi terus mengkaji publikasi karya dalam bentuk buku. Semangat juang ini menjadi yang tidak kalah penting karena itu teruskan karena ini jadi modal dasar ke depan. Jaga nama baik universitas dimana saja kerja,” pesan Prof. Husni.

Andria Jayanti saat menyampaikan kesan-kesan mengaku bersyukur. Banyak pihak yang telah mendukung dan membantu perjuangan hingga mampu menyelesaikan program doktor ini.

“Puji syukur pada Tuhan yang maha Esa yang telah menuntut jalan dalam menuntut ilmu. Semoga bermanfaat bagi kemanusiaan. Terimakasih pada kedua orang tua yang telah mendukung seluruh langkah saya menuntut ilmu,” Katanya.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada promotor dan co-promotor yang telah pembimbingan dan berharap agar bisa jadi ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain.

“Di tengah ketidakpastian tetaplah jalan dengan yakin karena Tuhan akan memberikan jalan. Mudahan ini jadi awal dan langkah yang baik dalam menjalankan pengabdian,” ujarnya.

Prof. Gatot Dwi Hendro selaku promotor mengingatkan bahwa S3 bukan soal pintar saja, tapi juga karena kesabaran dan ketekunan.

“Semakin bertambah ilmu agar tidak semakin sombong karena puncak dari ilmu itu adalah etika penghormatan pada sesama dalam bahasa agama tercipta akhlakul karimah itulah sesungguhnya orang yang berilmu,” Pesannya. (dys)