Pemprov Bahas Peluang Kerjasama NTB dengan Dubes Rusia

0

Jakarta (Suara NTB) – Tim Beasiswa Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) NTB  bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, YM Lyudmila Georgievna Vorobieva dan jajarannya di Wisma Kedubes Rusia, Jalan Karet Pedurenan 1 Kuningan Jakarta Selatan, Kamis, 12 September 2019. Tim Beasiswa LPP hadir bersama istri Gubernur NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, SE.M.Sc.

Dalam brunch meeting tersebut, LPP NTB dan Hj. Niken dalam kapasitasnya sebagai  Ketua TP PKK dan Ketua Dekranasda NTB, juga turut serta mendiskusikan beragam potensi kerjasama antara Provinsi NTB dengan Rusia. Mulai dari kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, hingga peluang kerjasama kota kembar (sister city).

‘’Kami saat ini punya program beasiswa pendidikan anak-anak NTB ke banyak negara di dunia. Kami sudah mengirimkan 237 mahasiswa-mahasiswi S1 hingga S3 ke sejumlah negara seperti Polandia, China dan Malaysia per September ini. Dan akan terus menyusul lebih banyak ke depannya. Oleh karenanya dari pertemuan ini, saya pikir sebuah peluang besar untuk bisa menjajaki potensi beasiswa ke Rusia,’’ ujar Hj. Niken, mengawali perbincangan dengan Dubes Rusia.

Katanya,  kuantitas dan kualitas universitas di Rusia yang tinggi, menjadi alasan mengapa tim beasiswa LPP NTB tertarik untuk mengirim anak-anak NTB ke Negeri Beruang Putih itu.

‘’Banyaknya kampus berkualitas di Rusia dikenal telah melahirkan inventor-inventor di berbagai bidang teknologi kelas dunia, menjadi daya tarik bagi kami. Selain itu juga terkait disiplin ilmu pertanian dan kebudayaan yang cukup maju dan bagus di sejumlah kampus ternama di Rusia, membuat kami semakin yakin untuk membuka jalan kerjasama di banyak bidang, selain pendidikan,’’ ujar Hj. Niken.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, YM Lyudmila mengaku merasa tersanjung setelah mendengar begitu banyak hal tentang Rusia yang diketahui rombongan LPP, terutama terkait pendidikan, pertanian dan kebudayaannya. ‘’Saya merasa terkejut sekaligus tersanjung bahwa Rusia begitu dikenal di NTB, terutama di bidang pendidikan,’’ katanya.

Lyudmila mengatakan, memang banyak universitas di Rusia yang menerima mahasiswa-mahasiswi dari berbagai negara lain, termasuk dari Asia. Contohnya pelajar dari Malaysia ada sekitar 3000 orang yang sedang belajar di berbagai kampus di Rusia, berbasis skema komersial.

Sementara untuk Indonesia, sejauh ini, terdapat kuota sekitar 100 mahasiswa berbasis beasiswa yang belajar di Rusia. “Dalam konteks program beasiswa NTB, peluang dan kesempatan untuk NTB sangat terbuka lebar,” ujar Dubes Lyudmila.

Bahkan, tambah Dubes Lyudmila, kerja sama tidak hanya terbatas mengirimkan mahasiswa NTB belajar di Rusia. Bisa saja melalui pertukaran belajar mengajar antara pelajar, dosen, hingga profesor Rusia dan NTB, maupun kerja sama bidang penelitian antar kampus. Potensi kerjasama di multisektor mulai dari bidang akademik, kebudayaan hingga pertanian.

‘’Bahkan ada mahasiswa-mahasiswi dari Kuba yang belajar pertanian di banyak kampus di Rusia. Dari sana, potensi pertukaran kebudayaan pun terjadi sehingga turunan dari bidang pendidikan begitu banyak. Kesempatan-kesempatan seperti itu sangat realistis untuk kita buka juga dengan NTB. Tidak ada yang tak mungkin,’’ kata Glinkin Vitaly, Counsellor Kedubes Rusia sekaligus Direktur Pusat Ilmu dan Kebudayaan Rusia di Jakarta yang juga hadir dalam pertemuan.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris LPP NTB, Sri Hastuti N.A.S mengatakan, dari pertemuan awal itu akan ditindaklanjuti secepatnya. LPP NTB akan segera berkoordinasi dengan Pusat Ilmu dan Kebudayaan Rusia di Jakarta, untuk menentukan mekanisme kerja sama dan juga seleksi kampus-kampus di Rusia, yang memiliki potensi menjadi tujuan belajar para penerima beasiswa NTB.

‘’Kami berharap melalui sistem, skema dan mekanisme yang tepat, resmi dan ideal dapat segera merealisasikan peluang kerja sama ini secepat mungkin. Ibu Dubes Rusia dan jajarannya sangat terbuka terhadap niat dan rencana kami. Kampus-kampus di Rusia juga banyak yang menyediakan kuota beasiswa untuk pelajar asing, sebagaimana tadi disebutkan. Apalagi biaya hidup di Rusia termasuk relatif terjangkau. Kami optimis akan segera ada pelajar NTB yang kuliah mengambil tingkat S1 hingga doktoral (S3) di Rusia,’’ terang Sri Hastuti.

Sebagaimana diketahui, hingga saat ini sudah ada 89 mahasiswa-mahasiswi NTB yang berburu gelar S1 hingga S3 di Polandia dan China. Per September 2019, akan bertambah lagi 148 anak-anak muda NTB yang belajar di 18 kampus di Malaysia. (r)