Pendapatan Daerah di Sektor Aset Diduga Bocor

0

Giri Menang (Suara NTB) – Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lombok Barat (Lobar) dari sektor aset diduga bocor, lantaran banyaknya aset yang masih tercecer belum ditertibkan dan diduga dikuasai oleh oknum. Terdapat beberapa titik aset ini tersebar di daerah Narmada, Lingsar, dan Mataram. Seharusnya dari sewa kontrak aset ini menjadi pemasukan ke daerah, akan tetap dikuasai oknum, sehingga sewanya pun tidak masuk ke daerah.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Lobar, H. Fauzan Husniadi mengatakan saat ini pihaknya akan bertahap menyelesaikan aset yang sedang bermasalah ini. “Saat ini yang sedang berjalan saat ini aset di Punikan Lingsar diduga dijual, Loang balok Mataram, dan AMM serta ada di Narmada (Desa Nyiur Lembang),”jelas Fauzan.

Dirinci, luas aset di masing-masing titik di Punikan seluas 6,9 hektar, LoangBalok 2,2 hektar, AMM seluas 18 are setelah dilakukan pengukuran. Ditambah 20 are di Nyur Lembang.

Kalau dirata-ratakan nilai dari aset-aset ini mencapai Rp 40-50 miliar lebih. Itupun masih estimasi. Apalagi aset di daerah Mataram nilainya rata-rata per are ratusan juta rupiah. Pihaknya akan melakukan eksekusi sekalian bersamaan dengan aset di Desa Nyur Lembang seluas 20 are yang diduga dikuasai calo. Putusan dan serifikat aset ini sudah ada, tinggal Pemda mengeksekusi. “Dan desa sudah minta untuk pengelolaan,”ujarnya.

 Untuk sewa Kontrak aset-aset ini tidak pernah ada, karena dikuasai oknum. Sehingga tidak ada sewa yang masuk ke daerah. “Tidak pernah masuk sewa kontraknya (bocor)”jelas dia.

Ia menambah untuk sertifikasi aset mampu dituntaskan 100 persil. Tahun ini targetnya 50 sertifikasi, namun ia optimis bisa melebihi itu. Aset-aset lain yang menjadi sasaran pemerintah adalah beberapa di daerah Narmada, dan Mataram. Aset-aset ini sebelumnya tidak mampu dideteksi, namun begitu ditemukan bukti kepemilikan pihaknya langsung mengamankan, seperti halnya AMM.  (her)