Pemprov NTB Targetkan Realisasi Investasi Tahun 2021 Rp13 Triliun

0
Mohammad Rum (Suara NTB/nas)

Pemprov NTB menargetkan realisasi investasi tahun 2021 mencapai Rp13 triliun. Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mengaku optimis target tersebut tercapai mengingat realisasi investasi tahun 2020 melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD NTB 2019 – 2023.

‘’Tahun 2020, kita melampaui target nasional maupun RPJMD. Target kita Rp11,5 triliun, realisasinya Rp11,6 triliun. Sedikit lebih tinggi dengan kondisi di tengah pandemi,’’ kata Kepala DPMPTSP NTB, Ir. Mohammad Rum, M.T., dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Senin, 1 Februari 2021.

Rum menjelaskan dari realisasi investasi sebesar Rp11,6 triliun tersebut, sebagian besar Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Sisanya merupakan Penanaman Modal Asing (PMA).

Ia menambahkan, realisasi investasi tahun 2020 yang mencapai Rp11,6 triliun tersebut tidak termasuk investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Diharapkan realisasi investasi di KEK Mandalika dapat dilaorkan oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) pada 2021 ini.

“Kemudian 2021, kami dibebankan target realisasi investasi Rp13 triliun. Insya Allah ini bisa tercapai,” kata Rum.

Sejumlah rencana investasi tahun 2021 akan dikejar. Antara lain, rencana pembangunan wisata dolphin atau atraksi lumba-lumba dan satwa lainnya di Gili Petagan Lombok Timur.  Untuk pembangunan wisata dolpin ini, investasinya direncanakan Rp400 miliar.

Kemudian, DPMPTSP juga akan mengejar realisasi investasi di tambang emas dan tembaga milik PT. Sumbawa Timur Mining (STM) di Kabupaten Dompu. Investasi PT. STM di Dompu, kata Rum, nilainya cukup besar.

Selain itu, rencana investasi sejumlah investor di pulau-pulai kecil yang ada di NTB. Seperti kawasan Teluk Saleh. Untuk kawasan Teluk Saleh, Rum mengatakan pihaknya sudah intens menjalin komunikasi dengan investor dari Amerika Serikat dan mereka sudah menjadwalkan datang ke NTB.

“Kemudian Gili Tangkong, dalam waktu dekat melakukan penunjukan ke yang lain lebih serius. Termasuk juga realisasi investasi pembangunan smelter,” tandas mantan Kepala Pelaksana BPBD NTB ini. (nas)