Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB akan membangun pabrik garam di Kabupaten Bima. Dengan pembangunan pabrik ini, maka NTB tak akan lagi mendatangkan pasokan garam konsumsi dari Surabaya.
‘’Pabrik garam akan dibangun di Bima. Pabrik garam akan dibangun Pemprov dengan menggerakkan IKM yang ada di sana,’’ kata Kepala Dinas Perindustrian (Disperin) NTB, Ir. Andi Pramaria, M. Si dikonfirmasi Suara NTB di Mataram, Sabtu, 6 April 2019.
Andi tak menyebutkan kapasitas pabrik garam yang akan dibangun di Bima tersebut. Namun, ia menyebut potensinya sekitar 370 ton sebulan. Keberadaan pabrik garam itu dihajatkan untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi masyarakat NTB.
Selain itu, dengan adanya pabrik garam di Bima, NTB dapat memasok kebutuhan luar daerah dan garam industri. ‘’Selama ini memang mendatangkan dari Surabaya. Makanya pabrik ini untuk memenuhi kebutuhan lokal,’’ ujarnya.
Sehingga NTB tak lagi mendatangkan kebutuhan garam konsumsi dari Surabaya. Melihat potensi produksi yang cukup besar, Andi mengatakan produksi garam NTB akan dikirim untuk memenuhi kebutuhan nasional.
‘’Ndak mungkin dipakai semua, sisanya dikirim untuk memenuhi kebutuhan nasional,’’ katanya.
Selain membangun pabrik garam, Pemprov juga akan memangun pabrik pakan ternak skala kecil di Kecamatan Manggalewa, Dompu. Kemudian mengadakan mesin penetas telur dan standarisasinya.
Untuk mesin penetas telur ini kapasitasnya sebesar 2.000 butir sehari. Mesin penetas telur ini akan dibangun di Lombok Tengah.
Selanjutnya akan dibuat mesin pengolah sampah dan standarisasi pupuk organik. Pembuatan mesin pengolah sampah ini tujuannya agar sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak menggunung.
Terkait dengan produksi garam di NTB, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) menyebutkan produksi garam di daerah ini sebesar 170 ribu ton pada 2018 lalu. Ironisnya, kebutuhan garam untuk konsumsi rumah tangga didatangkan dari Surabaya.
Sesuai visi dan misi Pemprov NTB lima tahun ke depan, kata Hamdi, menekankan tentang industrialisasi produk-produk unggulan daerah. Ia mengatakan DKP sedang menyusun masterplan dan roadmap tentang industri hasil perikanan dan kelautan NTB.
‘’Nanti akan tergambar potensi dan peran masing-masing stakeholders mulai dari produksi bahan baku sampai pemasaran. Sehingga dalam indusrialisasi terintegrasi,’’ katanya.
Bima merupakan daerah sentra garam nasional. Kemudian didukung Sumbawa, Lombok Timur dan Lombok Barat. Pada tahun 2018, produksi garam di NTB sebanyak 170 ribu ton. Tahun 2019, produksi garam NTB ditargetkan 180 ribu ton. Sementara kebutuhan garam untuk konsumsi dalam daerah sekitar 18 ribu ton. (nas)