Pemkot Pinjam Lahan 80 Are Untuk Relokasi Warga Pondok Perasi

0
Warga Pondok Perasi sedang membereskan barang-barangnya sebelum dilakukan eksekusi lahan di RT 8 lingkungan Pondok Perasi, Rabu, 18  Desember 2019. (Suara NTB/viq)

Mataram (Suara NTB) – Pemkot Mataram meminjam lahan tempat warga Pondok Perasi direlokasi seluas 80 are. Lahan tersebut sudah dibangun satu unit tenda peleton dan lima unit tenda family milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Rabu, 18  Desember 2019 kemarin.

Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang mengaku, akan berkomunikasi dengan pemilik lahan terkait masalah relokasi tersebut. Untuk sementara waktu, warga Pondok Perasi yang akan dieksekusi dipindah Pemkot Mataram ke lahan seluas 80 are tersebut.

“Kita pinjam untuk sementara warga masyarakat kita yang dieksekusi bisa pindah di eks SMPN 6 Mataram di Jalan Udayana Mataram,” jelasnya, Rabu, 18  Desember 2019 kemarin.

Untuk sementara ini, jelas Martawang, dalam kondisi kedaruratan, Pemkot Mataram akan memastikan langkah-langkah konkret berikutnya untuk penanganan warga Pondok Perasi. ”Ini harusnya tadi pukul 08:00 pagi sudah eksekusi. Tapi, warga meminta ditunda. Kita Pemkot berada pada posisi seminimal mungkin mengurangi dampak dari eksekusi tersebut,” jelasnya.

Ada dampak sosial yang bisa ditimbulkan jelas Martawang, BPBD suah memasang tenda tempat warga direlokasi. Dinas Sosial Kota Mataram juga sudah menyiapkan berbagai kebutuhan sehari-hari untuk menjamin kondisi warga Pondok Perasi selama menempati tenda darurat. “Berikutnya kami akan memikirkannya juga dalam konteks lebih panjang, kebijakannya dari dampak dilakukannya eksekusi ini,” katanya. Ada dua alternatif yang akan dilakukan Pemkot Mataram. “Pertama mengidentifikasi warga berapa jumlah untuk sementara waktu yang menempati lahan relokasi tersebut. Dan ada berapa yang menempati Rusunawa di Selagalas dan di Mandalika,” imbuhnya.

“Pemkot juga sudah siapkan MCK mobile dari Dinas PUPR. Dan saya sudah minta Dinas PUPR menyiapkan kebutuhan air bersih yang airnya disuplai oleh PDAM. Dinas Sosial juga membantu,” jelasnya. Dalam jangka pendek, kedaruratannya akan tetap ditangani.

Ada pun warga menempati tenda itu sebanyak 70 jiwa khusus nelayan. Sementara korban dipindah ke eks bangunan SMP 6 Mataram. “Cuma kita akan tinjau dulu bangunannya. Kita meminta, pembuatan lantai dasar, di mana posisi Huntara ini,” katanya. Adapun di eks SMP 6 tersebut sudah tersedia 5 unit ruangan yang bisa ditempati warga Pondok Perasi.

Ditemui di rumahnya, Amaq Pasti alias Genyot mengatakan, ia kebingungan dengan opsi yang diberikan Pemkot Mataram. Kendati sudah dibuatkan tenda darurat sebagai tempat direlokasi, ia mempertanyakan sampai kapan harus tinggal di dalam tenda tersebut. Ia pun mempertanyakan, kejelasan atas nasibnya dan keluarganya jika harus tinggal di dalam tenda selama musim hujan ini. (viq)