Mataram (Suara NTB) – Guna mencegah banjir kembali melanda titik-titik rawan di Kota Mataram, Pemkot Mataram berencana membangun saluran di kawasan lingkar selatan yang langsung terhubung ke laut. Dengan saluran yang terkoneksi langsung ke laut, air yang bermuara di wilayah selatan dapat langsung terbuang ke laut sehingga tak lagi meluap dan menggenangi wilayah sekitarnya.
“Dengan membangun saluran besar ke laut bisa mengatasi masalah,” jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Ir. H. Mahmuddin Tura kepada Suara NTB, Sabtu (4/2).
Mahmuddin menegaskan persoalan saluran ini tetap menjadi perhatian dan prioritas Pemkot Mataram. Namun karena anggaran terbatas, persoalan ini tak bisa hanya ditangani Pemkot Mataram. Khusus saluran di kawasan lingkar selatan, ia mengatakan dimensinya sangat kecil. Dulu jalan tersebut dibangun hanya satu jalur dan beberapa tahun kemudian menjadi dua jalur. Hingga saat ini kondisi salurannya tetap sama.
“Dulu dimensi salurannya sangat kecil karena belum ada rumah, masih sawah semua. Kemudian tumbuh pembangunan, banyak masyarakat kita membangun, bahkan ada yang membuat pagar tembok di tengah saluran. Jadi tidak benar bahwa Pemkot Mataram tidak pernah memperhatikan,” paparnya. Persoalan ini juga menurutnya menjadi tanggung jawab bersama baik Pemprov NTB, Balai Jalan Nasional (BJN), maupun Balai Wilayah Sungai (BWS).
Ke depan, saluran yang ada di wilayah ini akan dibenahi secara keseluruhan. Dimensi saluran akan diperlebar dan akan langsung dihubungkan ke laut. Mahmuddin mengatakan pembangunan saluran terkoneksi ke laut ini rencananya akan dibiayai APBD Kota Mataram. “Pondasi saluran lama akan dibenahi kembali, akan dilebarkan. Bahkan kita akan buat saluran baru yang langsung ke laut. Rencana akan dibiayai APBD tapi kita perlu pembebasan lahan dulu,” jelasnya.
Dalam rencana pembenahan saluran di kawasan lingkar selatan ini, Mahmuddin menyampaikan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan para pengembang yang memiliki perumahan di kawasan itu. Pasalnya selama ini disinyalir maraknya pembangunan perumahan di lingkar selatan menjadi salah satu pemicu genangan dan banjir. “Harus kita libatkan mereka, terutama konektivitas saluran,” tambahnya.
Menanggapi pernyataan Kepala BPBD NTB terkait konsep pembangunan jalan yang dinilai belum terintegrasi dengan saluran, Mahmuddin menyampaikan tidak semua jalan di Kota Mataram dibangun pihaknya. Beberapa ruas jalan di Kota Mataram ditangani BJN dan Dinas PUPR NTB. “Pemkot Mataram hanya siapkan lahan kalau ada pembangunan jalan baru dan pelebaran,” ujarnya. “Pembangunan jalan baru seperti terusan Jalan Bung Hatta dan Jalan Gajah Mada itu dilaksanakan semua oleh BJN. Khusus di terusan Jalan Bung Hatta itu sebagian sudah ada saluran dan sebagian belum karena masih ada sawah,” jelasnya.
Memang idealnya pembangunan jalan harus terintegrasi dengan pembangunan saluran. Namun Mahmuddin mengatakan selama ini yang jadi kendala adalah anggaran. “Jadi memang idealnya seperti itu sebenarnya, jalan dan saluran dibangun bersamaan. Cuma karena anggaran ini terbatas, sementara kebutuhan kita begitu banyak. Sehingga kita prioritaskan jalan dulu karena memang tuntutan masyarakat ini infrastruktur jalan dulu. Kalau memang bisa dimasukkan salurannya, kita masukkan. Sebagian kecil saja yang bisa kita kerjakan bersamaan seperti di sebelah RSUD NTB, itu bersama salurannya kita kerjakan,” jelasnya. (ynt)