Pembangunan Bendungan Mujur Mendesak Direalisasikan

0

Mataram (Suara NTB) – Pembangunan Bendungan Mujur, Lombok Tengah (Loteng) mendesak direalisasikan. Apalagi kawasan selatan Loteng ini sudah ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Jika Bendungan Mujur tidak segera direalisasikan dikhawatirkan terjadi ketimpangan sosial.

‘’Sebab KEK ini kalau tak didukung oleh Bendungan Mujur, maka akan terjadi ketimpangan sosial. Kawasan di atas KEK seperti Mujur, Sengkol, termasuk Jerowaru, kan daerah yang kering.  Masyarakat punya sawah ndak ada air,” kata Sekretaris Dinas PUPR NTB, Ir. H. Ahmadi, SP dikonfirmasi Suara NTB, Jumat, 10 Mei 2019.

Sementara kawasan selatan Loteng, yakni KEK Mandalika sudah bertumpuk anggaran yang diberikan untuk pengembangan kawasan tersebut. Supaya kawasan selatan ini kondusif, apalagi KEK Mandalika membutuhkan air baku yang cukup banyak. Maka percepatan pembangunan Bendungan Mujur mutlak direalisasikan.

Ia menjelaskan, pengusulan pembangunan Bendungan Mujur hampir sama dengan Bendungan Pandandure Lombok Timur. Pembangunan Bendungan Mujur sudah diusulkan sejak 30 tahun lalu. Dibanding dengan Bendungan Pandandure jauh lebih cepat realisasinya walaupun sudah terlambat juga. Bendungan Pandandure baru  terealisasi 25 tahun sejak diusulkan.

Ahmadi mengatakan, Bendungan Mujur belum dibangun karena terkendala persoalan lahan. Persoalan lahan sebenarnya sudah pernah diupayakan Pemda setempat, tetapi tak berlanjut di pemerintahan berikutnya. Pembangunan Bendungan Mujur ini, kata Ahmadi, sekarang menjadi prioritas Pemprov NTB.

Untuk mempercepat terwujudkan pembangunan Bendungan Mujur, menurut Ahmadi perlu komitmen yang kuat antara Pemda kabupaten dan provinsi, terutama untuk pembebasan lahannya. Hal ini menurutnya penting dilakukan supaya pembangunan Bendungan Mujur tak terlupakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS).

Pasalnya, kata Ahmadi, banyak bendungan baru yang diusulkan sekarang sudah mulai konstruksi. Seperti Bendungan Bintang Bano, Meninting, Beringin Sila, termasuk Tanju dan Mila. ‘’Tapi Bendungan Mujur belum terealisasi sampai sekarang. Karena masalah pembebasan lahan,’’ katanya.

Ahmadi mengungkapkan hasil kajian yang dilakukan Konsultan asal Kanada, keberadaan Bendungan Mujur sangat penting. Konsultan asal Kanada saat membuat masterplan sumber daya air di NTB, merekomendasikan pembangunan Bendungan Mujur.

Dengan adanya Bendungan Mujur, selain dapat mengatasi persoalan lahan kering atau tadah hujan. Bendungan tersebut juga akan mampu mengatasi krisis air bersih yang melanda Pulau Lombok bagian selatan.

‘’Kalau bendungan ini terbangun, persoalan Lombok Selatan akan tuntas. Misalnya persoalan air untuk irigasi dari Mujur, Sengkol sampai KEK Mandalika. Juga air baku untuk KEK Mandalika,’’ ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, kata Ahmadi, wilayah Mujur dan sekitarnya sering terjadi banjir. Sebenarnya, dengan adanya Bendungan Mujur, maka persoalan banjir juga bisa teratasi. Karena bendungan itu akan berfungsi sebagai pengendali banjir.

‘’Dalam pembangunan selalu ada pro dan kontra. Tapi kalau keinginan pemerintah kuat, maka terlaksana. Kita bicarakan dengan masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat. Pemda kabupaten dan provinsi harus bertemu dulu. Menyatukan persepsi, mari bangun Bendungan Mujur,’’ tandasnya.

Dari sisi anggaran, kata Ahmadi, Kementerian PUPR sudah siap. Kementerian PUPR sudah menyiapkan anggaran untuk konstruksinya. Namun pembebasan lahan yang menjadi tanggung jawab Pemda masih belum tuntas hingga saat ini. ‘’Kalau lahan sudah beres, tahun depan bisa kita minta anggaran konstruksinya,’’ pungkasnya. (nas)