Pasien Reguler di RSUD NTB Berkurang

0
Ilustrasi aktivitas petugas medis di rumah sakit penanganan Covid-19. (ant/bali post)

Mataram (Suara NTB) – Pandemi virus corona (Covid-19) yang masih berlangsung turun memberi dampak pada operasional pelayanan di rumah sakit. Diantaranya pengurangan jumlah pasien reguler yang datang berobat setiap harinya.

Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) NTB, dr. H. Agus Rusdhy Hariawan, menerangkan selama pandemi berlangsung jumlah pasien reguler yang datang ke rumah sakit berkisar 300 pasien per hari. Padahal sebelumnya fasilitas kesehatan tersebut dapat melayani sampai 900 pasien per hari.

“Polinya tetap buka, cuma masyarakat sudah disampaikan sejak awal kalau kontrol sekarang misalnya mengambil obat bisa kembali ke puskesmas kalau tidak ada gejala,” ujar Agus kepada Suara NTB, Kamis, 14 Mei 2020. Langkah tersebut diambil untuk mengurangi potensi penularan Covid-19 di lingkungan rumah sakit.

“Kalau masih 900 (pasien) per hari, 30 persennya terkena virus, siapa yang tanggung jawab?” jelas Agus. Kendati demikian, pelayanan rumah sakit tetap dibuka untuk kasus-kasus darurat yang mengancam nyawa.

“Semisal kehamilan kalau kontrol hamil biasa itu tidak perlu ke rumah sakit, tapi kalau sakit perut sampai keluar darah atau air (ketuban) itu segera ke rumah sakit. Sakit gigi juga kalau sampai nyeri dan bernanah ya ke rumah sakit, dan lain sebagainya,” sambungnya.

Selain itu, pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit juga disebutnya masih berjalan normal. Kendati demikian, pasien yang tidak memiliki gejala penyakit darurat diharapkan tidak datang ke rumah sakit. Mengingat daya tahan tubuh pasien dengan gejala tersebut dipastikan menurun dan berpotensi tertular virus.

Dengan berkurangnya jumlah pasien reguler tersebut, Agus menerangkan pihaknya dapat dengan leluasa mengatur tenaga kesehatan untuk fokus melakukan perawatan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19. Dimana perawatan yang dilakukan diakuinya jauh lebih berat dibanding pasien reguler.

“Pelayanan reguler kita memang menurun, tapi sumber daya kita banyak tersedot ke pelayanan pasien Covid. Untuk pasien Covid bisa 2-3 kali perawatan pasien reguler,” ujar Agus. Untuk itu, tugas tenaga kesehatan disebutnya cukup berat dalam situasi pandemi saat ini.

Diterangkan Agus perawatan PDP Covid-19 membutuhkan sumber daya seperti penggunaan APD oleh tenaga medis, ruang isolasi khusus, dan petugas kesehatan yang terus siaga selama 24 jam. “Kalau pasien reguler tadinya perawat kita masih bisa memantau secara berkala. Jadi walaupun jumlah pasien reguler sedikit, kita lebih berat karena merawat pasien Covid,” ujarnya.

Dari total 400 petugas kesehatan yang bekerja di RSUD NTB, Agus menyebut 25 persen atau sekitar 128 petugas telah diarahkan untuk menangani kasus Covid-19 di fasilitas kesehatan tersebut. Selain itu, keselamatan tenaga kesehatan juga terus menjadi atensi, terutama dalam pencegahan penularan virus berbahaya tersebut.

Beberapa upaya yang dilakukan untuk menjamin keselamatan tenaga kesehatan antara lain mewajibkan penggunaan APD lengkap dan konsumsi makanan tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

“Kemarin ada juga yang panas badan, sebaiknya tidak bekerja. Ada yang premorbid kita geser ke tempat yang tidak banyak bersentuhan dengan pasien PDP,” ujar Agus. (bay)