SDIT Al-Hilmi Gelar Turnamen Futsal untuk Perkuat Sinergisitas Sekolah dan Orang Tua Siswa

0

Dompu (Suara NTB) – Peringatan hari jadi SDIT Al-Hilmi ke enam tahun ini dimeriahkan pagelaran turnamen fustsal antar wali murid dan pihak sekolah. Kegiatan ini sengaja dirancang guna menumbuhkan, merawat dan menjalin ikatan kekeluargaan di antara mereka, terlebih penguatan sinergisitas dalam memajukan lembaga pendidikan.

Kepala SDIT Al-Hilmi, Syamsul, S. Pd., mengatakan pendidikan tidak bisa dititik beratakan hanya pada orang tua atau pihak sekolah saja, melainkan perlu penggabungan antar sekolah dan orang tua siswa. Sehingga alumni yang dilahirkan memiliki kualitas yang mumpuni sebagaimana harapan para pihak tersebut.

“Banyak memang agenda yang bisa menjaga kedekatan kami dengan orang tua, seperti family gathering, outbound dan sebagainya,” katanya kepada Suara NTB saat ditemui usai bertanding di lapangan Aldi Futsal, Kamis, 11 Mei 2017.

Selain menjadi momen memperkuat sinergisitas dengan orang tua siswa, kegiatan ini juga dalam rangka menyemarakkan agenda besar Musyawarah Nasional (Munas) jaringan sekolah islam tepadu indonesia di Mataram. Sementara isi kegiatan ini, menurut Syamsul, di antaranya lomba futsal antar wali murid masing-masing kelas, tarik tambang ibu-ibu, lomba memasak serta jalan sehat pada hari puncaknya.

“Tarik tambang dan futsal kita fokuskan di sini, lomba memasak nanti di sekolah dan jalan sehat puncaknya di taman kota,” jelas dia.

Tak kalah pentingnya dalam peringatan HUT ke-6 kali ini tambah dia, yakni uji publik menghafal Al-Quran Jus 29-30 untuk siswa kelas 3-5. Para siswa akan diuji tim penguji dari berbagai elemen, mulai tokoh agama, tokoh masyarakat sekitar hingga pihak Majelis Ulama Islam (MUI) Dompu. Disamping itu lanjut Syamsul, akan ada wisuda perdana untuk peserta didiknya. “Wisuda kelas 6 nanti jelang puasa tanggal 17 Juni,” ujarnya.

Disinggung soal animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SDIT Al-Hilmi, Syamsul menyebutkan sejauh telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan, bahkan ruang kelas yang dimiliki tak cukup menampung jumlah peserta didik yang makin meningkat tiap tahunya.

Belum memadainya ruang kelas dengan jumlah siswa yang ditangani tersebut, juga menjadi alasan pihaknya untuk mempercepat waktu penerimaan peserta didik baru. Jika bersamaan dengan jadwal yang ditetapkan pemerintah, dikhawatirkan sekolah kewalahan menanganinya.

“Kita sengaja membuka pendaftaran waktunya tidak begitu lama, takutnya membeludak dan tidak enak kita tolak-tolak terus,” pungkasnya. (jun)