Objek Wisata Rawan Penularan Covid-19

0
Lalu Martawang. (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) – Meski Pemkot Mataram memastikan tidak merayakan pesta pergantian tahun baru, namun tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 perlu mengantisipasi kerumunan di objek wisata. Ketidakpatuhan masyarakat mengikuti protokol kesehatan dinilai rawan penularan virus corona.

Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang menegaskan, pelaksanaan natal dan tahun baru mengacu pada surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama. Acuan itu seperti tidak diperbolehkan terjadinya kerumuman yang berpotensi terjadinya penularan Covid-19.

Mengantisipasi kerumunan dibutuhkan kesadaran masyarakat di tengah kondisi pandemi. “Oleh karena itu, kesadaran bersama bahwa kita tidak bisa melaksanakan tahun baru sama seperti tahun sebelumnya seperti  cara dilakukan selama ini,” kata Martawang ditemui di ruang kerjanya akhir pekan kemarin.

Dia mengajak masyarakat meresapi momen tahun baru ini untuk merefleksikan kondisi ini, supaya tidak terjadi penularan serta membangun konstruksi kebaikan ke depannya. Martawang memahami di tengah momentum pergantian tahun baru, objek wisata di Mataram akan dipadati pengunjung. Hal ini sangat rawan terjadinya penularan virus corona.

Prinsip pencegahan penularan akan sama dilakukan seperti sebelumnya. Artinya, pelaku usaha baik itu restoran, hotel serta tempat objek wisata harus menerapkan pembatasan sosial. Di satu sisi, pemerintah juga tengah berupaya memulihkan ekonomi. “Pembatasan sosial harus tetap dilakukan tapi ikhtiar pemulihan ekonomi tidak boleh diabaikan,” tandasnya.

Pemkot Mataram bisa mentoleransi kondisi kondisi ekonomi saat ini, tetapi di satu sisi pelaku usaha juga harus memahami jangan sampai terjadi kerumuman yang berpotensi terjadinya penularan Covid-19. Misalnya, menerapkan prokotol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak serta mencuci tangan.  Martawang mengingatkan, jika pelaku pariwisata tidak mentaati protokol kesehatan, maka pemerintah tidak segan mengambil tindakan tegas menutup objek wisata tersebut. “Khusus pengamanan akan kita kerahkan seluruh personil Pol PP serta di-back up TNI dan Polri,” tandasnya.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Drs. I Nyoman Suwandiasa menyampaikan, skenario pencegahan dan penanganan dilakukan seperti sebelumnya. Karena potensi kerumuman bukan pertama kali dihadapi situasi seperti ini. Tim nantinya akan membuat posko statis dan mobile. Tim gabungan dilibatkan di mana personel statis mengecek dan meyakinkan protokol kesehatan pengelola tempat wisata pengunjung berjalan dengan baik. “Bukan pertama kali kita hadapi seperti ini. Tapi sebelumnya pernah liburan,” tambahnya.

Pintu perbatasan tidak akan ditutup. Pertimbangannya adalah Pemkot Mataram terbuka dengan kehadiran siapa saja, tetapi harus mengikuti protokol kesehatan. Penindakan Perda 7 Tahun 2020 tentang antisipasi pencegahan penularan penyakit menular akan dimasifkan. (cem)