310 ODP Klaster Gowa dan Bogor Diawasi

0
H. Ahyar Abduh. (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) – Tim Gugus Percepatan Tugas Penanganan Covid-19 masih menelusuri rekan interaksi pasien positif terinfeksi Corona di Kota Mataram. Sejumlah 310 orang dalam pemantauan diawasi ketat. Di antaranya, 60 orang klaster Gowa yang pernah mengikuti tabligh akbar di Sulawesi Selatan. Dan, 250 orang pernah mengikuti kegiatan keagamaan di Bogor.

Dari 250 orang klaster Bogor, 30 di antaranya menjalani rapid test. Dari hasil tes, enam orang berpotensi terinfeksi virus Corona, sehingga harus diisolasi. “Kita akan mengisolasi di Wisma Nusantara,” kata Ketua Tim Gugus Tugas Percepatanan Penanganan Covid – 19 Kota Mataram, H. Ahyar Abduh.

Data by name by addres 60 orang klaster Gowa telah disebarkan ke masing – masing kelurahan. Semuanya akan di screening dan tracking, termasuk klaster Bogor.

Walikota mengatakan, ada beberapa langkah screening disiapkan. Pertama, pemeriksaan dikonsentrasikan di satu tempat. Pemeriksaan ini pun tetap mengedepankan protokol penanganan. Kedua, petugas datang langsung ke kediaman mereka. Saat ini, tim gugus tugas sedang melacak rekan interaksi dari pasien positif terinfeksi Corona. Baik itu klaster Bogor dan klaster Gowa. “Kita lacak semua temannya berinteraksi,” jelasnya.

Data perkembangan kasus Covid – 19 sampai tanggal 5 April 2020 pukul 12.00 Wita. Orang dalam pemantauan (ODP) 231 kasus. 135 di antaranya selesai pemantauan dan 96 orang masih pemantauan. Pasien dalam pengawasan (PDP) 33 orang. Di antaranya, 18 selesai pengawasan dan 15 orang masih pengawasan. Sedangkan, empat orang positif terinfeksi virus Corona dan tiga di antaranya dalam perawatan. Serta, satu orang meninggal dunia. Satu warga kategori PDP meninggal masih menunggu hasil swab Litbangkes Kementerian Kesehatan.

Ahyar menegaskan, warga masuk kategori ODP tidak mengikuti protokol penanganan dengan mengisolasi diri selama 14 hari. Pemkot akan mengambil langkah tegas. “Kalau tidak mau isolasi mandiri. Kita paksa mereka yang bandel – bandel ini untuk isolasi di Wisma Nusantara,” tegasnya.

 

Sementara itu, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Bencana Non Alam Covid-19 Kota Mataram mengkonfirmasi Sabtu (4/4) satu warga telah meninggal dunia. Yakni, YR (55 Tahun), tinggal di lingkungan Griya Seruni, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Meninggalnya pasien PDP dibenarkan oleh Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19, juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram, Drs. I Nyoman Suandiasa. “Iya, pasien klaster Bogor yang dirawat di rumah sakit kota,” jawab Nyoman.

Almarhum telah dirawat sejak tanggal 30 Maret 2020 di RS Kota Mataram, dengan status pasien rujukan dari klinik Asy-Syifa lalu dijemput oleh tim PSC 119 RS Kota Mataram. Keluhan pada saat datang batuk dan pilek 5 hari, sesak 3 hari, demam sehari.

Pada 31 Maret 2020, almarhum telah melakukan swab yang dikirim ke Litbang Kemenkes RI dengan status saat ini masih menunggu hasil uji swab tersebut. Adapun Riwayat perjalanan, almarhum memiliki riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 (klaster Bogor).

Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, petugas medis melakukan penelusuran terhadap keluarga dan orang yang pernah kontak dengan almarhum. Diharapkan kepada semua lapisan masyarakat Kota Mataram untuk tetap tenang, menerapkan physical distancing, hindari keramaian, kurangi aktivitas di luar rumah dan melakukan pola hidup sehat.

Pemakaman almarhum dilaksanakan sesuai protokol. Seperti biasa, tim gugus tugas akan melacak rekan interaksinya dan mengisolasi keluarganya. “Sementara ini, kami masih menunggu hasil swab,” demikian kata Nyoman. (cem)