Konektivitas Wilayah akan Buka Pertumbuhan Ekonomi Baru

0

Mataram (Suara NTB) – Gubernur NTB, Dr.H.Zulkieflimansyah, SE., MSc., menegaskan terbukanya konektivitas wilayah darat, laut dan udara menjadi penunjang penting bagi pembangunan serta pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Nusa Tenggara.

“Tidak ada gunanya Nusa Tenggara Timur punya Komodo yang hanya satu-satunya di dunia. Tidak ada gunanya Nusa Tenggara Barat punya pantai, Gili, Rinjani dan Tambora yang Indah, kalau untuk menuju ke destinasi itu orang harus berjuang antara hidup dan mati, tidak ada yang mau datang ke sana” kata gubernur saat menanggapi paparan dari Sekretaris Utama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Dr. Ir. Gellwynn Daniel Hamzah Jusuf, M.Sc, dalam Rapat Konsultasi Regional Penyusunan RPJMN 2020-2024, di Hotel Jayakarta, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Senin, 26 Agustus 2019.

Gubernur menyebutkan terbukanya konektivitas wilayah akan berdampak positif bagi pembangunan yang terus dilakukan khususnya di Provinsi NTB, melalui konektivitas wilayah ini, ia meyakini, akan membuka lebih banyak peluang investasi di kawasan pertumbuhan ekonomi baru, baik di sektor pariwisata maupun industri.

“Seindah apapun destinasi wisata yang kita tawarkan ke turis, kalau akses menuju tempat susah, mereka tidak akan mau datang” lanjutnya.

Lebih lanjut, gubernur yang akrab disapa Bang Zul ini meminta dukungan semua pihak dalam upaya membangun konektivitas wilayah, dalam hal ini pemerintah pusat untuk lebih berani memberikan subsidi bagi daerah yang memiliki potensi mendatangkan turis skala nasional maupun mancanegara.

“Kami membayangkan turis akan berbondong bondong ke Lombok, jikalau ada direct flight Melbourne to Lombok, Sydney to Lombok, Lombok to Singapora dan sebagainya,”  tuturnya.

Di saat bersamaan, gubernur NTB itu juga, menuturkan kesiapan NTB menjadi daerah industralisasi di bidang peternakan,pertanian serta pertambangan,kaitan hal itu doktor zul meminta agar Bappenas memberikan ruang agar NTB bisa menjadi bagian dari pengolahan bukan hanya sekedar  memproduksi bahan mentah saja.

Lebih lanjut, gubernur menegaskan industri tidak selamanya dilakukan secara skala besar,namun juga skala kecil, dalam hal ini mampu mengolah bahan baku sendiri, seperti menghadirkan industri pakan ternak, sebagai bagian dari tindak lanjut pengembangan sapi dan jagung di NTB. Sedangkan untuk sektor pertambangan, akan dibangun smelter yang akan mengolah hasil tambang yang di NTB, Dan diharapkan smelter ini akan memiliki dampak besar bagi kemajuan NTB dengan industri turunan lainnya.

Sementara itu,diwaktu yang sama Wakil Gubernur NTT, Josef A Nae Soi juga mengungkapkan hal sama terkait konektivitas wilayah,menurutnya perlu sinergitas bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah ataupun sesama pemerintah daerah sendiri. ” Kita tahu di NTB ada KEK Mandalika,Rinjani,dan Samota sedangkan di NTT ada pulau Komodo serta Labuan Bajo,ini merupakan daerah potensial yang harus dikembangkan maka perlu dukungan dari pemerintah pusat dari segi infrastruktur konektivitas,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Utama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Dr. Ir. Gellwynn Daniel Hamzah Jusuf, M.Sc, merespon dengan meminta kedua provinsi untuk secara aktif memberikan masukan terkait penyelarasan target agenda pembangunan nasional  dengan agenda daerah per pulau besar. Ia menjelaskan, dalam proses pembahasan rapat konsultasi regional RPJMN kali ini, sangat penting mensinkronkan program kerja daerah dengan pemerintah pusat, apalagi rapat konsultasi kali ini tujuannya untuk menyelaraskan agenda pembangunan khususnya di wilayah Nusa Tenggara,”  tutup Daniel. (r)