Debit Air Dua Bendungan Besar di Lombok Menyusut

0

Mataram (Suara NTB) – Dinas Sosial (Disos) mengkhawatirkan menyusutnya debit air dua bendungan besar yang ada di Pulau Lombok. Yakni Bendungan Pandanduri Lombok Timur (Lotim) dan Bendungan Batujai Lombok Tengah (Loteng). Sementara itu, berdasarkan monitoring Stasiun Klimatologi Kediri Lombok Barat (Lobar), ada 15 kecamatan di NTB yang mengalami kekeringan ekstrem dan panjang.

“Saya juga khawatir, saya sudah melihat Bendungan Batujai dan Pandanduri. Itu airnya menyusut luar biasa. Ini mungkin perlu  antisipasi dari kita semua,” kata Kepala Disos NTB, H. Ahsanul Khalik, S. Sos, MH dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Senin, 2 Juli 2018 siang.

Mantan Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Lotim ini tak berani mengatakan apakah menyusutnya debit air dua bendungan besar di Pulau Lombok itu menandakan daerah ini sudah memasuki kekeringan yang luar biasa atau tidak. Menurutnya, perlu kajian dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas PUPR dan Balai Wilayah Sungai (BWS).

“Kalau kami Dinas Sosial hanya mengatasi dengan droping air bersih. Tetapi situasi yang ada di kedua bendungan itu perlu menjadi kajian khusus. Kalau saya pribadi tentu khawatir. Tapi secara keilmuan kan harus dijawab. Tentunya Dinas terkait, BWS yang akan melakukan  kajian,’’ ujarnya.

Untuk pendistribusian air bersih, kata Khalik terus dilakukan sejak sebelum puasa lalu  sampai saat ini. Setiap permintaan droping air bersih  dari warga yang ada di Pulau Lombok terus ditindaklanjuti.

‘’Yang pasti di Jerowaru, Kecamatan Suela yang sudah didistribusi oleh Dinas Sosial provinsi selama ini. Minggu-minggu terakhir puasa memang meningkat permintaan air bersih,” ungkapnya.

Sementara itu, Stasiun Klimatologi Kediri Lobar kembali merilis hasil monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) sampai 30 Juni 2018 di wilayah NTB. terdapat tujuh kecamatan masuk kategori kekeringan ekstrem. Antara lain Kecamatan  Sape dan Madapangga,  Kabupaten Bima sudah tidak turun hujan selama  102 hari dan 89 hari.

Kemudian dua kecamatan di Lombok Timur, yakni Jerowaru dan Pringgabaya, sudah 97 hari dan hari belum turun hujan. Di Lombok Tengah ada tiga kecamatan yang masuk kekeringan ekstrem yakni Pujut, Praya Tengah dan Praya Timur. Untuk Kecamatan Pujut sudah 90 hari tanpa hujan, Praya Tengah 89 hari dan Praya Timur juga 89 hari.

Selain kekeringan ekstrem, ada juga kecamatan yang masuk kategori kekeringan sangat panjang. Di Lombok Timur terdapat di Kecamatan Suela, Aikmel dan Labuhan Haji. Kemudian Lombok Utara terdapat di Kecamatan Pemenang. Selanjutnya di Kabupaten Sumbawa terdapat di Kecamatan Alas, Kota Bima di Kecamatan Rasanae Timur dan Kabupaten Bima di Kecamatan Wawo dan Soromandi. (nas)