Kisah Korban Selamat Gempa Setelah Dua Hari Terjebak di Reruntuhan

0

Tanjung (Suara NTB) – Tim evakuasi gabungan penanganan gempa Lombok 7 SR menemukan satu korban selamat di Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Kegigihan dan rasa kemanusiaan saling menguatkan. Harapan tak hanya membumbung angan, tapi juga bisa diraih.

Bau amis menyeruak di balik reruntuhan toko di tepi Jalan Raya Pemenang, Pemenang, Lombok Utara, Selasa, 7 Agustus 2018. Bukan bau mayat. Namun sisa telur ayam yang pecah di sebagian tubuh Nadia, seorang penyintas gempa Lombok 7 SR yang menerjang Minggu, 5 Agustus 2018 lalu.

Nadia Revalena (21) masih bernafas meski dua hari tertelungkup di lantai Pasar Pemenang. Tubuh mungil mahasiswi keperawatan itu terselamatkan oleh tumpukan karung beras dengan beton yang menimpanya, juga lekat bekas pecahan telur. Selama hampir satu setengah hari lamanya.

‘’Bisa ibu tengkurap caranya bu? Gimana enaknya bu,’’ tanya seorang petugas SAR PT AMNT berbaju kuning kepada Nadia. Petugas lainnya sambil mencabik-cabik gundukan tanah bercampur bongkahan tembok yang menutupi kaki Nadia.

Nadia manut. Dua kakinya yang tak beralas dapat direngkuh. Perlahan sedikit demi sedikit kaki Nadia ditarik. “Pelan-pelan. Awas kaca. Awas kaca,” kata petugas lainnya mengingatkan.

Sekitar pukul 11.24 Wita, tubuh Nadia yang terbungkus celana panjang oranye dan kaos merah muda mulai terlihat. Nadia berhasil dikeluarkan. Nafasnya masih ada. Matanya menutup, tak tahan pancaran sinar matahari.

Tubuhnya lalu diselimuti sarung. Rambut sebahunya kusut. Nadia yang belum bisa berkata-kata kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Komandan Pleton SSK Yonzipur 18/Yudha Karya Raksaka Kodam IX/Udayana, Lettu CZI Heru Trianto mengatakan, evakuasi Nadia berawal dari informasi masyarakat yang mendengar teriakan minta tolong sejak hari Senin, 6 Agustus 2018.

Hari itu tim masih terbatas. Selasa kemarin baru datang personel tambahan. ‘’Kata masyarakat masih ada orang di dalam minta tolong. Ternyata benar. Lalu kita buat skenario evakuasi pakai alat manual,’’ ujarnya saat berbincang dengan Suara NTB di sela evakuasi korban tertimpa bangunan Masjid Jamiul Jamaah Karang Pansor, Pemenang.

Koordinator lapangan tim evakuasi gabungan wilayah Pemenang itu menambahkan, proses evakuasi kemudian dikendalikan Koordinator Rescuer PT AMNT, Marcos Eric. Alat yang dipakai antara lain sekop, stretcher, dan pemotong beton.

‘’Memang butuh waktu berjam-jam. Syukurnya pada waktu ditemukan korban masih selamat,’’ kata Heru yang lulus dari Akmil Magelang tahun 2013 lalu. (why)