Waspadai Gelombang Tinggi dan Banjir Rob Berlanjut

0

Mataram (Suara NTB) – Gelombang tinggi dan banjir rob di kawasan pesisir masih berpotensi terjadi. Masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir diminta waspada. Peringatan juga disampaikan ke operator angkutan laut. Siklus dipicu angin kencang ini diperkirakan akan terjadi hingga Tanggal 31 Juli mendatang.

Operator angkutan laut diingatkan agar waspada gelombang tinggi di perairan yang mencapai enam meter. Gelombang ini tergolong ekstrem dan berbahaya bagi transportasi laut, sehingga diminta mempertimbangkan  keadaan cuaca sebelum memutuskan melayani penumpang.

Peringatan dini gelombang tinggi disampaikan BMKG diteruskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB untuk  meminimalisir dampak bencana.

‘’Catatan disampaikan BMKG, potensi gelombang tinggi masih berlanjut sampai 31 Juli. Tapi dari pengamatan, intensitas dan tinggi gelombang bisa turun sampai maksimal dua meter,” kata Kabid Kedaruratan BPBD NTB, Agung Pramuja kepada Suara NTB Jumat, 27 Juli 2018.

Sementara banjir rob yang menghantam pemukiman penduduk di Pantai Endok Desa Taman Ayu Lombok Barat diharapkan tidak menimpa daerah lainnya di NTB. Meski demikian, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan khususnya imbauan kepada masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir. Sebab, banjir rob menurutnya kuat hubungannya dengan gelombang tinggi yang masih berpotensi terjadi hingga akhir Juli.

Berdasarkan data analisis dan prakiraan ketinggian gelombang laut dari BMKG, sampai saat ini masih terpantau gelombang tinggi di perairan selatan NTB.  Kondisi ini diperkirakan masih terjadi hingga tanggal 31 Juli 2018 mendatang, sesuai peta prakiraan tinggi gelombang.

Dalam peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, gelombang 4 meter sampai 6 meter berpeluang terjadi di perairan  Selatan Pulau Lombok, Perairan Selatan Pulau Sumbawa.  Gelombang tinggi terjadi hingga kawasan selat. Seperti Selat Bali bagian Selatan, Selat Lombok bagian Selatan, Selat Alas bagian Selatan, hingga  selat Sumba bagian barat.

‘’Dalam penjelasan BMKG,  perairan selatan Pulau Sumbawa,  Samudra Hindia Selatan Pulau Lombok hingga NTT, tinggi gelombang hingga 6 meter,’’ kata Agung.

Keadaan cuaca ini menurutnya berisiko tinggi bagi keselamatan penumpang kapal atau angkutan laut lainnya.  Sehingga pihaknya meminta semua pihak terkait memperhatikan risiko tinggi pada keselamatan pelayaran.

Dijelaskan, untuk perahu nelayan waspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan ketinggian gelombang di atas 1,25 meter. Sementara untuk kapal tongkang waspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan ketinggian gelombang lebih dari 1.5 meter. ‘’Untuk  Kapal Ferry waspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan ketinggian gelombang lebih dari 2,5 meter,’’ jelasnya.

Sedangkan kapal ukuran besar seperti kapal cargo atau kapal pesiar waspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot serta ketinggian gelombang lebih dari 4 meter. (ars)