Waspadai Bencana Banjir dan Angin Puting Beliung

0

Mataram (Suara NTB) – Banjir dan longsor, dua jenis bencana yang mengintai wilayah NTB selama musim hujan, sebagaimana terjadi Desember 2017. Potensi bencana itu masih terjadi selama Februari ini, sehingga masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan.

Sebaran dua jenis bencana itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB tersebar merata di hampir seluruh wilayah NTB. Sesuai data kejadian di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, titik bencana diperkirakan masih di wilayah sama.

Data kejadian bencana per 5 Januari sampai 29 Januari 2018, banjir dan tanah longsor tidak hanya memicu korban meninggal, juga kerusakan rumah dan fasilitas umum, serta kerusakan irigasi.

Awal Januari banjir terjadi di Alas dan Buer, Sumbawa Besar, mengakibatkan ratusan talud rusak. Berlanjut kejadian banjir, tanah longsor dan puting beliung di daerah sama pertengahan Februari lalu. Kejadian mengakibatkan warga mengungsi di Lopok, Moyo Utara, Lape, Moyo Hilir.

Kejadian lanjutan angin puting beliung di Praya Timur Lombok Tengah, mengakibatkan sejumlah rumah rusak dan puluhan warga mengungsi. Banjir juga terjadi di Praya Timur, di Desa Kidang dan Bukit Parak, Ratusan jiwa terdampak. Beberapa lama kemudian, Desa Kidang kembali diterjang banjir.

Sumbawa Barat juga diterjang banjir, merata di Kecamatan Brang Rea lima desa dan satu desa di Kecamatan Taliwang. Sumbawa Barat kembali diterjang banjir dan puting beliung, kali ini di Kecamatan Seteluk.

Lombok Timur berturut turut, kejadian awal Januari lalu, berupa tanah longsor di Sembalun, menyebabkan satu orang meninggal dunia. Berlanjut banjir terjadi di Kecamatan Suralaga dan Pringgabaya, yang memang langganan musibah serupa.

Di Lombok Barat, dua kali terjadi bencana banjir,  di Kecamatan Sekotong. Baru baru ini banjir dan longsor terjadi di Lembar dan Kecamatan Batu Layar.

Bencana berikutnya tanah longsor terjadi di Kecamatan Raba Kota Bima, kemudian banjir dan tanah longsor juga terjadi di Kecamatan Belo, Sanggar, Woha, Monta, Palibelo Kabupaten Bima. Baru baru ini di Kabupaten Bima angin puting beliung merobohkan ribuah hektar tanaman jagung di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Akibatnya, petani merugi. Korban tenggelam juga dua kejadian di Bima.

Di  Dompu, selain beberapa kali diterjang banjir beberapa titik, seorang warga terseret arus di sungai Mombo Kecamatan Woja. Angin puting beliung di Mataram beberapa waktu lalu menyebabkan   seorang korban meninggal tertimpa pohon di Jalan Udayana.

Masih menurut data BPBD, berdasarkan kejadian di atas, rata rata banjir disebabkan penyempitan sungai, diawali kerusakan hutan sehingga menyebabkan air bah masuk dan merusak pemukiman warga, merusak lahan pertanian dan fasilitas umum lainnya.

“Sejumlah bencana tercatat selama Januari 2018 itu, disarankan jadi referensi masyarakat untuk lebih waspada di bulan Februari, sebab ancaman banjir dan tanah longsor menurut BPBD NTB, masih berpotensi terjadi.  Apalagi sudah tercatat enam orang meninggal dunia,” kata Kepala BPBD NTB Ir. H. Mohammad Rum, MT melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Agung Pramuja menjawab Suara NTB, Selasa, 6 Februari 2018.

Selama Januari 2018  tercatat 31 kejadian bencana yang menyebabkan 6 orang meninggal dunia di seluruh NTB. “Dominan  korban meninggal terseret arus  banjir saat mandi di kali. Ada juga korban longsor,” sebut Agung Pramuja.

Dia menguraikan, diantara 31 kejadian itu, 18  diantaranya  merupakan kejadian bencana. Seperti angin puting beliung 10 kejadian, tanah longsor enam kejadian, gempa bumi dua kejadian dan konflik sosial satu kejadian.

Dampaknya, 26 orang luka-luka, 18.473 jiwa terdampak, empat rumah rusak berat, 16 rumah rusak sedang serta 2.122 rumah rusak ringan.

Selain itu, kejadian bencana juga merusak infrastruktur. Tercatat sebanyak tiga jembatan rusak ringan hingga sedang, 2.190 meter talud rusak ringan hingga sedang, tujuh bendungan rusak ringan hingga sedang, 623 meter jaringan irigasi rusak.

“Di sektor fasilitas umum juga tidak luput dari dampak bencana,” sebutnya.

Terdata,  sedikitnya empat perkantoran rusak ringan, tiga tampat ibadah rusak ringan, dua puskesmas rusak ringan, dan 15 sekolah rusak ringan. Pada bulan sama, bencana banjir juga merendam sekitar 297 hektar lahan pertanian.

Dia juga merinci, jumlah kejadian bencana pada Januari tahun 2018 jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan Desember 2017. Dicatatnya, selama Desember tahun lalu terjadi sembilan  kejadian bencana yang menyebabkan satu orang meninggal dunia,  dua  orang luka berat. Akibat lain, 2.672 jiwa terdampak dan kurang lebih 200 rumah rusak ringan.

Analisa potensi bencana itu, rujukannya dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Di mana diprediksi BMKG pusat, puncak hujan akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia sampai Februari tahun 2018.

‘’Potensi banjir, tanah longsor dan angin puting beliung diperkirakan masih akan terus terjadi. Sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana,” saran Agung. (ars)