Penataan Destinasi Perlu Didasari Tata Ruang yang Tegas

0

Mataram (Suara NTB) – Proses penataan destinasi wisata perlu didasari tata ruang yang jelas. Tujuannya supaya pembangunan gedung di kawasan pariwisata tetap terkontrol. Dengan demikian, keindahan atau estetika lingkungan setempat bisa dipertahankan.

Ketersediaan sarana dan prasana khususnya akomodasi di tempat pariwisata memang menjadi kebutuhan mendasar. Namun, laju pertumbuhan bangunan perlu diantisipasi. Pembangunan hotel dan sarana pendukungan lainnya, harus dibendung. Pembangunan, harus mengacu pada peraturan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Lingkungan Hidup (RTLH).

“Intinya, pembangunan gedung jangan sampai tidak terkontrol. Pembangunan hotel yang padat, juga bisa memicu timbulnya persaingan yang tidak sehat. Seperti di Bali akhirnya,” tegas Ketut Swabawa, akademisi sekaligus pengamat pariwisata, Jumat, 3 Maret 2017.

Penataan destinasi wisata di Pulau Lombok perlu dikawal secara lebih lanjut. Saat ini, objek-objek pariwisata daerah ini memang masih membutuhkan penataan yang masif. Banyak objek pariwisata yang perlu dibenahi dan dikembangkan.

Selain mengontrol laju pertumbuhan gedung, pengadaan fasilitas umum juga menjadi hal yang mutlak dilakukan. Banyak objek pariwisata yang belum dilengkapi fasilitas umum berupa sarana MCK. Setelah dibangun, toilet-toilet yang menjadi fasilitas umum tersebut juga memerlukan perawatan yang serius.

“Fasilitas-fasilitas umum yang sudah dibangun itu, harus dikelola dan dirawat dengan baik. Jangan sekedar bangun, sehabis itu sudah selesai tanggungjawab. Tidak,” tegas Ir. Misbach Mulyadi pengamat pariwisata di NTB.

Selama ini, banyak fasilitas umum yang sudah dibangun tetapi tidak dikelola dengan baik. Akibatnya, objek pariwisata menjadi semakin kumuh karena keberadaan toilet yang tidak terawat. (met)