NTB Hentikan Lalu Lintas Perdagangan Sapi ke Luar Daerah

0
Rahmadin. (Suara NTB/bul)

Mataram (Suara NTB) – Munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di dua daerah di Pulau Lombok, yakni Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) dan Lombok Timur (Lotim) segera disikapi Pemprov NTB. Pemprov NTB seperti disampaikan Sekdis Peternakan dan Kesehatan (Disnakeswan) NTB, Rahmadin, menghentikan lalu lintas perdagangan sapi, baik yang masuk atau keluar.

Penghentian lalu lintas perdagangan sapi ini bertujuan untuk mencegah merebaknya wabah PMK yang telah menyerang ternak di Loteng dan Lotim. “Produk tata niaga peternakan yang masuk melalui transportasi darat dari Pulau Jawa, Bali ke Lombok begitu juga dari Pulau Sumbawa ke Lombok kita stop dan tutup dulu sampai batas waktu yang belum ditentukan,” ujarnya saat dikonfirmasi di Kantor Gubernur NTB, Sabtu, 14 Mei 2022.

Meski demikian, ujarnya, Pemprov NTB tidak sepenuhnya menghentikan pengiriman ternak sapi ke luar daerah. Diakuinya, pengiriman ternak sapi dari NTB ke luar daerah dilakukan melalui tol laut. Alasannya, sekarang ini NTB mesti memenuhi kuota pengiriman 16.500 ekor sapi ke DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan daging sapi pada Hari Raya Idul Adha mendatang.

Diakuinya, dari data yang diterima Disnakeswan NTB hingga Sabtu, 14 Mei 2022, jumlah ternak sapi yang terkena PMK sebanyak 300 lebih kasus dari dua daerah di NTB, yakni Kabupaten Loteng dan Lotim. Dari temuan ini, sapi yang ditemukan terkena PMK, mulutnya berlender dan kukunya melepuh. Untuk itu, terhadap temuan ini, bersama pemerintah kabupaten langsung menutup kandang dan sapi diisolasi. Selain itu, pasar hewan juga ditutup agar penyebaran PMK pada ternak tidak semakin seluas.

Disinggung terkait asal sapi, Rahmadin mengaku hingga saat ini pihaknya belum dapat menyimpulkan asal mula penularan PMK masuk ke NTB dan masih dalam proses penelitian.

Rahmadin juga mengingatkan pada masyarakat, PMK pada sapi dan ternak gampang disembuhkan dan tidak berbahaya bagi manusia. Namun demikian, penyebarannya cepat jika tidak segera ditangani dengan baik.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan seluruh Dinas Peternakan di seluruh kabupaten dan kota di NTB agar melakukan upaya dan tindakan cepat, tepat dan terukur. Hal ini bertujuan mencegah penyebaran wabah PMK masuk di wilayahnya masing-masing. kepada pemilik ternak, pemerintah mengimbau segera melapor ke Dinas Peternakan setempat jika ada melihat tanda-tanda PMK pada hewan ternak.

Sebelumnya, ratusan ternak sapi di Loteng, positif terserang wabah PMK. Penyebaran PMK semula ditemukan di Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah sebanyak 63 ekor. Dalam perjalanannya, tim Dinas Peternakan kembali menemukan sapi yang terjangkit PMK sebanyak 150 ekor di Desa Puyung dan Desa Barejulat, Kecamatan Jonggat.

 Wakil Bupati (Wabup) Loteng Dr. H. M. Nursiah yang ditemui di sela-sela mengikuti Pembukaan Latsitarda di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Sabtu, 14 Mei 2022, jika sekarang ini, pihaknya terus berkoordinasi dan melakukan penanganan di lapangan. Tim dari Dinas Peternakan Loteng juga terus mendata jumlah ternak yang terjangkit PMK, sehingga wabah PMK pada ternak sapi di Loteng bisa diminimalisir.

Pihaknya juga terus memberikan pemahaman kepada pemilik ternak yang belum terjangkit untuk menjaga kesehatan ternaknya, agar tetap terhindar dari penyakit PMK. ‘’Kita juga lakukan isolasi pada ternak agar penyebaran PMK tidak semakin meluas,’’ ujarnya. (ham)