Mataram (Suara NTB) – Pemuda-pemudi NTB, sudah pernahkah menggunakan atau membeli produk lokal? Pertanyaan itu dilontarkan Calon Wakil Gubernur NTB, H. Mori Hanafi, SE, M.Comm kepada warga NTB. Pertanyaan itu sekaligus menjadi sebuah seruan untuk memulai kampanye mencintai produk lokal hasil karya putra-putri NTB.
Melalui laman facebooknya, Mori menegaskan bahwa kampanye mencintai produk lokal sebenarnya sudah lama digalakkan oleh pemerintah pusat dan provinsi. Namun, kesadaran dari masyarakat sendirilah yang perlu ditingkatkan agar bisa membantu perputaran roda ekonomi di daerah.
“Sepanjang yang saya pantau, perlu dilakukan promosi lebih lanjut baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten sampai ke desa-desa mengenai perkembangan UMKM (Usaha Menengah, Kecil dan Mikro) dan daya saing produk lokal yang dimiliki,” ujarnya.
Di beberapa daerah yang telah ia lihat perkembangan produk lokalnya, Mori mengakui bahwa kualitas produk sebenarnya sudah sangat bagus.
“Mulai dari cara produksinya, rasanya, kemasannya bahkan sampai pemasarannya. Namun, Kebijakan promosi ini masih kurang membumi di Nusa Tenggara Barat ini, sehingga banyak produk lokal yang masih minder untuk bersaing dengan produk luar,” ujarnya.
Kondisi setali tiga uang ia rasakan dalam konteks pengembangan sentra UMKM yang ada. Sampai saat ini, Mori menilai masih banyak sentra UMKM yang belum diresmikan dan dibalut dengan kemasan sebagai salah satu tempat yang sangat baik untuk mengangkat perekonomian masyarakat.
Ia pun menyebutkan sejumlah contoh nyata. Misalnya, Sentra Tenun Desa Sade, Sentra Garam Desa Kedome, Sentra Gerabah di Banyumulek, Sentra Kopi di KLU, Sentra Pengolahan Susu Kuda di Sumbawa.
Sentra-sentra itu, menurut Mori adalah beberapa tempat yang akan menjadi role model pasangan Ahyar-Mori dalam membangun sentra-sentra bisnis bagi UMKM nantinya. “Kita akan membuat masyarakat NTB lebih bangga terlebih dahulu menggunakan produk lokal dibandingkan produk luar,” ujarnya.
Dengan menggunakan produk lokal, ujar Mori, selain menghargai mereka yang telah menumbuhkan wirausaha di daerah, juga akan menambah kapasitas produksi mereka, yang berdampak pada kebutuhan tenaga kerja, yang ujung-ujungnya akan mengurangi pengangguran.
Pilihan untuk menjadikan UMKM sebagai ujung tombak pengembangan ekonomi NTB, bagi Ahyar-Mori memang merupakan pilihan yang harus diambil. Selama ini, UMKM dinilai berjasa dalam mengawal model pemerataan pertumbuhan ekonomi. Jika UMKM bisa ditumbuhkan, pasangan Ahyar-Mori meyakini bahwa struktur ekonomi yang berkeadilan, akan terbangun di NTB.
Di Kota Mataram, Calon Gubernur NTB, TGH. Ahyar Abduh juga dinilai sejumlah kalangan telah memberikan kesempatan bagi tumbuhnya sentra-sentra UMKM.
Di Pantai Gading misalnya. Di bawah kepemimpinan Ahyar Abduh sebagai Walikota Mataram, Pantai Gading tumbuh sebagai sentra penjualan ikan bakar yang sangat ramai. Masyarakat dari dalam dan luar NTB, berdatangan untuk menikmati kuliner ikan bakar di pantai ini. Kini, Pantai Gading telah menghidupi banyak warga setempat. Model seperti inilah yang perlu dihidupkan di berbagai daerah di NTB.
Ahyar sendiri tak sungkan untuk hadir langsung dan mengapresiasi serta memberikan masukan untuk penataan areal di Pantai Gading tersebut. Ia tampak gembira melihat banyak pelaku usaha kecil yang tumbuh dan menikmati kesejahteraan dari berjualan kuliner ikan bakar yang menjadi kuliner khas di pantai tersebut.
“Dulu di sini sepi, terus ada yang mulai jualan dan sekarang sudah begini,” kenang Ahyar.
Model tata kelola sentra UMKM dan produk-produk karya putra-putri NTB ini, telah menjadi program kerja yang ditawarkan pasangan Ahyar-Mori di Pilkada NTB 2018. (tim)