Minimnya Pasokan Air Bersih Hambat Investasi di Sekotong

0
Keindahan kawasan Sekotong. Namun sayangnya potensi keindahan alam ini belum maksimal digarap akibat terkendala infrasturktur dasar seperti air bersih. (Suara NTB/ist)

Giri Menang (Suara NTB) – Kalangan DPRD Lombok Barat (Lobar) menyoroti sejumlah penampungan air (reservoir) PDAM yang tak berfungsi, sehingga berpengaruh terhadap pelayanan. Reservoir tersebut berada di wilayah Sekotong dan Gunung Sasak Kecamatan Kuripan serta di Lembar.

Hal ini memicu minimnya suplai air PDAM ke sebagian besar wilayah di setempat. Bahkan untuk pengembangan lokasi wisata yang potensi di wilayah Sekotongpun masih terkendala sarana dasar air. Investasi parwisata terhambat, akibat investor yang mau berinvestasi mengeluhkan tidak adanya air bersih.

Hal ini dipertanyakan Wakil Ketua Komisi II DPRD Lobar, Munawir Haris serta para anggota lain akhir pekan kemarin.

“Reservoir air PDAM yang ada di Sekotong dan Gunungsasak dibangun dengan dana miliaran, tapi sampai saat ini tidak bisa dipakai. Apa penyebabnya. Sehingga berdampak terhadap suplai air ke wilayah sekotong dan kuripan,” tegas Munawir.

Politisi PAN ini mempertanyakan disaat musum hujanpun kondisi reservoir ini tidak ada air. Anggota Komisi II, Abu Bakar yang juga dari dapil Sekotong mengatakan masyarakat di daerah sekotong sudah lama belum disentuh pelayanan dasar air bersih.

“Sebagian besar belum dilayani, saya mau tanya ke PDAM targetnya sampai berapa tahun baru bisa mengairi (menyalurkan) air kesana,” tanya dia.

Kalaupun tidak ada kejelasan tegas dia, pihaknya dan masyarakat bisa mencari solusi alternatif lain secara mandiri. Sebab kondisi terparah dilanda kekeringan saat musim kemarau.

Alternatif yang bisa dilakukan kata dia, bisa saja ada pihak ketiga mengebor atau menyuling dan mengalirkan air ke daerah sekotong khususnya di Gili Gede. Seperti pola yang dilakukan di Gili Terawangan.

Namun upaya itu tentu dengan pola yang lebih bagus agar tidak bermasalah. Menurut dia, air menjadi kendala satu-satunya di Sekotong dalam pengembangan pariwisata. “Kalau air masuk di daerah kami (sekotong) dipastikan akan jauh lebih maju dibandingkan gili terawangan itu,”tegas dia.

Anggota Komisi II lainnya, Saeun menambahkan, menyoal hasil survei yang dilakukan PDAM bahwa tingkat kepuasan masyarakat 97 persen puas. Menurutnya luar biasa kalau mengacu survei, namun hal ini bertolak belakang di lapangan.

Faktanya, di daerah Sekotong belum menikmati air PDAM secara keseluruhan. Karena saat ini pipa PDAM hanya baru sampai di kantor Camat, belum sampai ke Sekotong bagian barat dan Buwun Mas.

“Tidak ansih menyangkut PDAM saja ini, namun banyak hal, seperti di Sekotong pemda berupaya memaksa investor membangun namun kendalanya air. Kalau mereka dipaksa membangun lalu bertanya, air nya mana,” serunya. Jangankan di Sekotong, di kantor dewan saja, kata dia, kerap kali air PDAM ngadat sehingga menganggu aktivitas di dewan.

Sekretaris PDAM, Syahrir Syair menjelaskan terkait reservoir ini tidak mugkin tidak dimanfaatkan kalau selama debit yang ada sampai ke daerah itu tercukupi dengan elevasi dan jarak. Harus dipahami bersama kata dia, untuk mencapai sumber di Sekotong itu berasal dari Lembag Sempage Narmada. Yang berjarak sekian puluh kilometer melewati daerah dengan topografi tinggi.

Di satu sisi, reservoir ini wajib dibangun selain untuk produksi untuk pemerataan aliran air, juga berfungsi pelepas tekan. Sama kasusnya seperti di reservoir di daerah Gunung Sasak.

Menyoal kapan air PDAM bisa disuplai menyeluruh ke Sekotong? Menurut dia dalam pemenuhan air masyarakat bukan hanya tugas PDAM namun Negara berkewajiban. Salah satu yang dilakukan dibangunnya bendungan Meninting dan bendung sungai dodokan, diharapkan mampu menyentuh Sekotong.

Kalau bendungan ini selesai dibangun tentunya tidak sampai lima tahun air bisa disuplai lebih maksimal ke Sekotong. “Dengan bendungan meninting dan kali dodokan, tidak sampai lima tahun bisa terealisasi (air PDAM disuplai) ke Sekotong. (her)