
Mataram (suarantb.com) – Badan Pusat Statistik merilis nilai ekspor Nusa Tenggara Barat bulan Maret 2017 sebesar US$ 135.640.406. Mengalami peningkatan sejumlah 34.555 persen jika dibandingkan ekspor Februari 2017 yang bernilai US$ 391.395.
Menurut Kepala Bidang Distribusi Statistik BPS NTB, Ni Kadek Adi Madri, SE, peningkatan itu disebabkan meningkatnya ekspor barang tambang/galian non migas di bulan Maret.

“Karena tidak adanya ekspor konsentrat pada Februari, jadi ekspor Maret ini meningkat oleh adanya ekspor barang tambang/galian non migas,” katanya, Senin, 17 April 2017.
Jenis barang yang diekspor pada bulan Maret 2017 terdiri dari barang tambang/galian non migas senilai $ 135.015.170 (99,54 persen), ikan dan udang senilai US$ 253.081 (0,19 persen), perhiasan/permata US$ 201.246 (0,15 persen). Selebihnya adalah garam, belerang, kapur, barang-barang rajutan, olahan dari tepung dan lain-lain.
Sedangkan ekspor terbesar sendiri ditujukan ke negara Filipina mencapai US$ 61.461.976 (45,31 persen). Selanjutnya Jepang sebesar US$ 32.442.885 (23,92 persen) dan Korea Selatan sebesar US$ 25.812.054 (19,03 persen.
Selain ekspor yang mengalami peningkatan, Kadek juga menerangkan terkait nilai impor bulan Maret 2017 sebesar US$ 8.341.368. Nilai ini meningkat 230,76 persen dibandingkan bulan Februari 2017 yang bernilai US$ 2.521.851.
Negara asal impor terbesar pada bulan Maret 2017 adalah Thailand senilai US$ 4.505.091 (54,01%), Amerika Serikat senilai US$ 1.825.398 (21,88%) dan Singapura senilai US$ 731.581 (8,77%).
Jenis barang impor bulan Maret 2017 dengan nilai terbesar adalah gula dan kembang gula senilai US$ 4.505.091 (54,01 persen), mesin-mesin/pesawat mekanik senilai US$ 1.738.998 (20,85%) dan bahan bakar mineral senilai US$ 606.101 (7,27 persen).
Menurut pelabuhan muat, pelabuhan Benete menjadi pelabuhan yang paling banyak memuat komoditas ekspor dari NTB. Dengan nilai US$ 135.015.170 dan volume ekspor 89.347.778 Kg. (hvy)