Mataram (suarantb.com) – Sebagai salah seorang kandidat yang masuk dalam bursa Pilkada Lobar, nama Nauvar Farinduan alias Farin memang sulit dilepaskan dari bayang-bayang ayahnya, Dr. H. Zaini Arony. Namun, Farin mengaku kapasitas dirinya dan para kandidat yang senasib dengannya baru bisa dibuktikan ketika telah diberikan ruang untuk tampil memimpin daerah.
Pandangan itu dikemukakan Farin saat dikonfirmasi wartawan di Mataram, Rabu, 29 Maret 2017.
Farin yang merupakan anak semata wayang dari Mantan Bupati Lobar, Dr. H. Zaini Arony, hingga kini memang menyandang predikat sebagai kandidat yang masih membutuhkan pembuktian. Usia yang masih muda plus bayang-bayang nama sang ayah membuat ia sering dianggap belum memiliki kapasitas personal dan hanya mengandalkan nama ayahnya.
Farin sendiri tak menampik adanya anggapan ini. Namun, menurutnya sistem demokrasi yang dianut dalam Pilkada memungkinkan siapa saja untuk tampil menjajaki jalur menuju kursi kepemimpinan, dari keturunan manapun dia berasal.
Farin merasa tidak sendirian berhadapan dengan situasi semacam ini. Menurutnya, ada banyak tokoh muda di NTB yang berstatus anak atau keturunan dari tokoh berpengaruh. Namun, Farin menilai ketika diberikan kesempatan memimpin, mereka terbukti cukup sukses secara personal.
Farin mencontohkan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana. Zainul Majdi merupakan cucu dari ulama besar NTB, TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid sementara Mohan adalah anak dari Mantan Walikota Mataram, H. Moh. Ruslan. Farin menganggap keduanya mampu meraih pencapaiannya sendiri saat diberikan peluang.
Karenanya, Farin menegaskan saat ini yang ia perlukan adalah ruang untuk membuktikan kemampuannya sendiri. Meski, ia juga tak mungkin sepenuhnya bisa lepas dari asosiasi yang terbangun antara dirinya dengan sang ayah.
“Tidak bisa ditampik bahwa nama ayahanda ini memiliki pengaruh. Tapi dalam konteks demokrasi tidak mengenal ini bapak, ini anak. Demokrasi memberikan ruang bagi siapa saja untuk tampil sebagai pemimpin daerah,” tegasnya.
Farin menegaskan bahwa saat ini ia telah membulatkan tekad untuk membidik kursi Bupati Lobar sebagai target utama.
“Jadi kita maju sebagai nomor satu, itu final keputusannya. Tapi kita juga melihat survei. Kalau survei membuktikan lain ya kita lihat,” tegasnya.
Menurut Farin, dirinya saat ini berjuang tampil dengan menggalang dukungan dari tiga unsur. Ketiga unsur itu adalah tokoh agama, masyarakat dan parpol.
Ia menjelaskan, pendekatan kepada tiga unsur ini ia lakukan secara berkala. Pertemuan dan pembicaraan dengan tiga unsur itupun menurutnya terus ia lakukan.
Terkait penjajakan dengan parpol, Farin mengaku saat ini dirinya selaku kader Golkar tentu mengupayakan bisa meraih tiket dukungan dari Partai Golkar. Meski demikian, dirinya juga melakukan upaya penjajakan dengan sejumlah parpol lainnya.
“Tentu yang paling penting Golkar sebagai kendaraan utama. Tapi kita juga komunikasi dengan partai lain,” tandasnya. (aan)