Hanya di KLU, Aspal Jalan 1,3 Kilometer, Telan Dana Rp 8,7 Miliar

0

Tanjung (Suara NTB) – Kedengarannya mungkin agak aneh atau berlebihan. Satu proyek ruas jalan Lokok Aur – Loloan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara (KLU) sepanjang 1,3 km memakan biaya yang cukup besar mencapai Rp 8,749 miliar.

Pagu anggaran proyek fisik di Desa Loloan itu, sempat dipertanyakan oleh anggota DPRD KLU Dapil Bayan. Namun sayang, karena mereka tak masuk di jajaran Banggar DPRD, akhirnya proyek fisik itu lolos dan siap dikerjakan pada APBD Perubahan 2016 ini.

“Saya sempat pertanyakan ke Pak Kadis PU, kok bisa ruas jalan hanya 1,3 km memakan biaya sangat besar. Menurut saya ini tak masuk akal,” kata Anggota DPRD KLU, L. M. Zaki, Selasa (11/10).

Hal senada dikatakan Anggota DPRD KLU, Kardi, A.Ma. Meski proyek fisik itu berada di desanya, Desa Loloan, namun politisi Demokrat ini masih belum percaya dengan penganggaran yang tergolong mewah itu. Betapa tidak, dengan asumsi biaya pengaspalan 1 km sebesar Rp 1 miliar lebih, maka satu ruas itu setara dengan biaya pengaspalan 8 km.

“Saya akui pengaspalan ruas jalur ini sempat saya usulkan, dengan rincian Lokok Aur – Loloan 1,3 km, dan menyambung pengaspalan 300 meter lagi di ruas jalur Tanak Petak – Loloan. Jadi ruas jalur ini nanti ketemu di 1 titik,” ungkap Kardi.

Namun ia juga kaget, manakala di draf APBD Perubahan ditunjukkan proyek tersebut sepanjang 1,3 km dengan biaya dimaksud. Tetapi karena dirinya tak masuk di Banggar, maka ia pun hanya bisa “menitip” pertanyaan kepada sesama Dewan lainnya.

Menanggapi proyek jalan dimaksud, Kadis PU Perumahan dan ESDM KLU, Drs. H. Raden Nurjati, yang dikonfirmasi membenarkan pagu sebesar Rp 8,749 miliar untuk pengerjaan ruas jalan Lokok Aur – Loloan. “Proyek itu benar, karena di sana daerah rawan longsor. Awalnya saya juga sempat pertanyakan ke staf teknisinya, setelah mendapat penjelasan akhirnya kita mantap usulkan ke TAPD,” ujar Nurjati.

3-2

Kadis PU Perumahan dan ESDM KLU, H. Raden Nurj

Di daerah yang menjadi titik proyek, diutarakannya sudah dua kali mengalami longsor berturut – turut dan tiap tahun menjadi ancaman longsor. Topografi wilayah yang miring dan tebing mengakibatkan longsoran menimbun ruas jalan. Tidak hanya itu, pengikisan jalan juga mengakibatkan aspal yang dikerjakan sebelumnya tergerus.

Jalan satu-satunya memperbaiki jalur tersebut, kata dia, adalah dengan menahan erosi dengan konstruksi beton bertulang pada kemiringan jalan. Di ruas jalur itu, konstruksi jalan akan dibuat hotmix dan sebagian kecil ruas dibuat beton bertulang.

“Menurut penjelasan teknisi, pemasangan sebagian besar beton bertulang itulah mengakibatkan biaya proyek mahal. Pak Zaki sempat pertanyakan itu di luar forum, saya sampaikan apa adanya kondisi di sana,” pungkas Nurjati. (ari)