Bupati Lotim Pertanyakan Keseriusan Investasi PT. ESL

0
M. Sukiman Azmy (Suara NTB/dok)

Selong (Suara NTB) – Bupati Lombok Timur (Lotim), Drs. H. M. Sukiman Azmy, MM mempertanyakan keseriusan PT. Eco Solutions Lombok (ESL) terkait realisasi investasi di Hutan Sekaroh, Kecamatan Jerowaru. Sejak peletakan batu pertama 2014 lalu, belum terlihat action investor tersebut di lapangan untuk merealisasikan investasinya.

Sukiman mengungkapkan, bukan hanya PT. ESL yang ‘’hilang’’ setelah meletakkan batu pertama. Ada juga investor yang berencana membangun hotel di Kaliantan, juga sama. Setelah peletakan batu pertama, kelanjutan pembangunan hotel tidak ada progresnya.

‘’Lalu saya tantang ESL, kapan anda mulai? Kami sudah lama menunggu. Sudah lima sampai enam tahun tertunda, masyarakat kami sudah menunggu kapan mulainya,’’ kata Sukiman dikonfirmasi usai bertemu Penjabat Sekda NTB, Ir. H. Iswandi, M. Si di Kantor Gubernur, Rabu, 31 Juli 2019.

Pada kesempatan tersebut, Bupati yang didampingi Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lotim, Akhmad Roji. Roji mengatakan salah satu yang dibahas terkait dengan belum jalannya realisasi investasi PT. ESL di Hutan Sekaroh.

Sukiman mengatakan, belum lama ini jajaran Direksi PT. ESL telah menemuinya. Pada waktu itu, bupati memberikan dua gambaran kepada PT. ESL.

Pertama, di wilayah Hutan Sekaroh ada Teluk Bloam yang sudah berdiri Hotel Jeeva Bloam. Di sana, tarif hotel semalam sebesar Rp3 juta.  Hal itu menunjukkan potensi pariwisata di Lotim bagian selatan sangat luar biasa.

Kedua, bupati menjelaskan beberapa investasi di bidang pariwisata di Lotim bagian selatan yang mandek. Setelah investor melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking, tidak ada lagi kelanjutan pembangunannya.

Sekarang, katanya tergantung PT. ESL. Pemprov NTB sudah mensupport mereka dari sisi perizinan dan lain sebagainya. Pemda Lotim juga sudah siap mendukung pembangunan sejumlah fasilitas pariwisata di daerah Pantai Pink tersebut.

‘’Dengan demikian maka kapan ESL akan memulai, kuncinya pada mereka. Izinnya sudah ndak masalah. Tinggal kapan mulainya saja. Tergantung mereka, sudah ketemu dengan provinsi dan saya. Pertanyaannya kapan mulai. Itu saja,’’ tandasnya.

Ketua BPPD Lotim, Akhmad Roji mengatakan banyak investor yang tidak serius di Lotim. Begitu selesai peletakan batu pertama, kemudian mereka menghilang. Pemda tak mengetahui apa permasalahan sebenarnya yang menjadi kendala investor merealisasikan investasinya.

‘’Kami mempertanyakan komitmen investasi mereka. Kenapa setelah groundbreaking, hilang. Mestinya investor memberikan informasi kendala di lapangan. Ini merugikan karena memberikan harapan palsu. Jangan di-PHP pemerintah daerah,’’ katanya.

Ia menyarankan, investor yang menelantarkan lahan agar diputihkan saja asetnya. Jangan sampai lahan yang begitu potensial untuk pengembangan sektor pariwisata disandera oleh investor pemegang izin.

Padahal banyak investor lainnya yang lebih serius untuk membangun. Disebutkan satu investor bisa mengantongi izin puluhan hingga ratusan hektare lahan.  (nas)