Begini Cara Bupati Sukiman Akselerasi Penanganan Musibah Gempa

0
UPACARA - Kegiatan upacara yang dipimpin Bupati Lotim, H. Sukiman Azmy mengawali kegiatan gotong royong di Sambelia, Senin,  8 Oktober 2018. (Suara NTB/ist)

Bupati Lombok Timur (Lotim) H. M. Sukiman Azmy langsung tancap gas pascadilantik menjadi Bupati. Orang nomor satu di Gumi Patuh Karya ini bergerak cepat mengeluarkan kebijakan penanganan musibah gempa bumi. Berikut langkah akseleratifnya?

BUPATI pengganti H. Moch Ali Bin Dachlan yang juga kembali memimpin Lotim ini menekankan perlunya keterpaduan tim dalam upaya mempercepat penanganan. Penilaiannya selama ini tim masih terpencar-pencar dan terkesan berjalan sendiri-sendiri. Di awal pembicaraannya mengenai penanganan gempa ini, semua tim dipadukan, sehingga bergerak seirama.

Pekerjaan pertama yang diselesaikan adalah mengembalikan para pengungsi ke rumahnya masing-masing. Warga yang rumahnya tidak rusak dikembalikan ke rumahnya dan segera beraktivitas seperti  biasa. Sedangkan yang rumahnya hancur siap dibangunkan hunian sementara seraya menanti realisasi anggaran bantuan pemerintah yang akan digunakan untuk membangun kembali rumah-rumahnya.

Prioritas penanganan adalah warga korban gempa yang rumahnya rusak berat. Tiga kecamatan yang terparah terkena dampak, Sambelia, Sembalun dan Pringgabaya “dikeroyok” bersama-sama.

Mulai sejak Selasa,  2 Oktober  lalu,  Bupati Lotim memilih berkantor mulai dari Sembalun. Selama sepekan lamanya di daerah bawah kaki Gunung Rinjani ini Bupati Sukiman ini membaur langsung dengan masyarakat.

Wilayah Kecamatan Sembalun diketahui merupakan daerah paling parah kena dampak gempa sejak guncangan pertama Minggu,  29 Juli 2018 lalu. Menyusul tanggal sepekan kemudian, Minggu,  5 Agustus, Kamis,  9 Agustus dan terparah Minggu malam Senin,  19 Agustus  lalu. Belum lagi terhitung gempa-gempa susulan yang dalam catatan Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan ribuan kali gempa susulan.

Teranyar terjadi pada Senin dini hari kemarin dengan kekuatan magnitude 5,2 SR yang terpusat di Pulau Panjang. Kondisi ini menurut pengakuan warga masih membuat ketakutan warga dan banyak yang masih menempati tenda-tenda sementara dan huntara yang sudah terbangun.

Lebih khusus untuk Sembalun di lima desa, Sembalun, Sembalun Bumbung, Sembalun Lawang, Bilok Petung, Timbe Gading dan Sajang diverifikasi jumlah warga yang terdampak mencapai 24.147 jiwa. Jumlah meninggal 12 orang. Jumlah rumah rusak 4.507 unit, terdiri dari rusak berat 2.123 unit, rusak sedang 1.567 dan rusak ringan 808 unit. Sarana pendidikan rusak berat 18 unit, 15 rusak sedangd an rusak ringan 9 unit. Tempat ibadah rusak berat 24 unit, rusak ringan 28 unit dan rusak sedang 8 unit.

Selama sepekan, persoalan-persoalan yang muncul pasca gempa ini coba disentuh Bupati Sukiman dengan berada langsung di tengah-tengah warga. Alhasil, 85 persen sudah tertangani. Warga sudah mulai menempati huntara yang sudah dipersiapkan.

Rampung sepekan di Sembalun, Bupati Sukiman mulai Senin,  8 Oktober 2018 bergeser ke Sambelia. Tidak jauh berbeda dengan Sembalun, wilayah Kecamatan Sambelia menjadi terparah sejak pertama kali gempa. Sebanyak 11 desa di Wilayah Kecamatan Pringgabaya ini terkena dampak dengan jumlah warga 24.140 jiwa. Jumlah warga yang meninggal akibat gempa diverifikasi sebanyak 14 orang.

Adapun jumlah rumah yang rusak sebanyak 8.587 unit yang terdiri dari rusak berat sebanyak 5.683 unit, rusak sedang 1.504 dan rusak ringan 1.400 unit. Tempat ibadah yang rusak sebanyk 108 unit, fasilitas kesehatan sebanyak 10 unit.

Mengawali kegiatan ngantornya di Sambelia, kemarin, Bupati Sukiman langsung menggelar apel bersama dengan seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup pemerintah daerah Kabupaten Lotim, jajaran TNI/Polri, BUMN dan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Pada kesempatan itu, Bupati Sukiman mengingatkan kembali kepada ASN agar menjalankan tugas ini dengan penuh keikhlasan. Para ASN ini, selain harus bergotong  royong untuk membersihkan atau merobohkan rumah warga yang sudah tidak layak untuk  dihuni.

Bupati juga meminta juga untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat sekaligus menguatkan untuk mengurangi trauma yang terjadi akibat gempa. Pesan Bupati, lakukan pendekatan dari hati ke hati. Bicara dari hati ke hati dengan para warga. Gotong royong diawali di Desa Labuhan Pandan, menyusul desa-desa lainnya yang dikepung terpadu bersama unsur TNI/Polri, relawan dan unsur lainnya.

Menurutnya, masyarakat yang masih tinggal di tenda-tenda pengungsian dapat kembali ke rumah-masing-masing, utamanya yang rumahnya tidak mengalami kerusakan. Tugas lainnya khusus di Sambelia ini adalah melakukan kembali validasi data. Diperintahkan untuk melakukan pendataan kerusakan fisik bangunan.  Validasi ini diharapakan dapat tuntas dalam sepekan ke depan. (rus)