Jalur Pariwisata Tanak Awu-Pengembur Rusak Parah

0
Sejumlah pengendara sepeda motor melintas di ruas jalan Tanak Awu-Pengembur yang rusak, Sabtu, 4 Januari 2020. 

Praya (Suara NTB) – Ruas jalan yang menghubungkan Desa Tanak Awu-Pengembur dan Pengembur-Mawun, kondisinya kini rusak parah dan butuh perbaikan segera. Selain merupakan jalur ekonomi utama masyarakat sekitar, ruas jalan tersebut merupakan jalur pariwisata yang sering dilewati para wisatawan. Selain itu, jalur ini merupakan jalur alternatif tercepat yang menghubungkan kawasan bandara dengan berbagai objek wisata di wilayah Loteng bagian selatan.

“Harapan masyarakat ruas jalan ini bisa segera diperbaiki oleh pemerintah daerah. Karena sudah cukup lama belum diperbaiki,” ujar Kepala Desa Pengembur, Muh. Sultan, S.Pd., kepada Suara NTB, Sabtu, 4 Januari 2020.

Pihaknya sudah mendapat informasi kalau ruas jalan tersebut akan segera direhab oleh pemerintah daerah. Hanya saja, kapan akan dilakukan belum ada kepastian. “Tahun sebelumnya informasinya sudah ada perencanaan. Kita berharap tahun ini, bisa terealisasi,” tambahnya.

Mengingat, pentingnya keberadaan ruas jalan bagi masyarakat. Di mana banyak desa yang memanfaatkan ruas jalan tersebut, terutama ruas jalan Tanak Awu-Pengembur. Karena termasuk ruas jalur yang jaraknya tempuh cukup pendek tapi kondisi kerusakannya paling parah, sehingga butuh penanganan segera.

Menurutnya, kondisi tanah diruas jalan tersebut masih labil, sehingga diperlukan penanganan khusus dengan membongkar struktur tanah yang ada dan mengganti dengan struktur tanah yang lebih kuat dan stabil. Supaya ruas jalan tersebut bisa bertahan dalam jangka waktu cukup lama. Kalau tidak dibongkar, khawatirnya ruas jalan tersebut tidak akan bisa bertahan lama.

Sebelumnya, Bupati Loteng, H.M. Suhaili FT., mengaku masih banyak ruas jalan kabupaten yang kondisinya rusak dan butuh perhatian serius. Pemerintah daerah dalam hal ini pun akan berupaya maksimal menuntaskan perbaikan ruas-ruas jalan kabupaten yang rusak dengan mempertimbangkan skala prioritas.

Mengingat kondisi anggaran daerah yang terbatas. Terlebih di tahun 2020 ini, anggaran daerah banyak yang tersedot untuk membiayai pelaksanaan Pilkada Loteng hingga Rp 70 miliar, sehingga belum seluruh ruas jalan rusak yang bisa ditangani tahun ini.

“Kalau yang tahun ini belum ditangani, kita berharap masyarakat bersabar. Kita akan upayakan ditangani tahun 2021 mendatang. Karena kalau di tahun 2021 beban anggaran daerah agak sedikit longgar. Sehingga bisa membiayai perbaikan ruas jalan yang rusak di daerah ini,” tandas mantan Ketua DPRD NTB ini. (kir)