Praya (Suara NTB) – Sejumlah investor siap masuk ke Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) pada tahun ini. Yang paling dekat, salah satu investor nasional siap berinvestasi di Teluk Awang Desa Mertak Kecamatan Pujut untuk membangun fasilitas pengolahan minyak mentah. Jika jadi berinvestasi, Teluk Awang akan jadi pusat pengolahan minyak mentah pertama di NTB.
Selain itu, di kawasan yang sama juga akan ada investor yang masuk untuk membangun fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). PLTG ini direncanakan bisa menyuplai kebutuhan listrik di Pulau Lombok.
“Penjajakan rencana dua investasi tersebut sudah cukup lama berlangsung. Dan, direncanakan akhir bulan ini akan dilakukan penandatanganan kontrak kerjasama dengan pemerintah daerah,” ungkap Bupati Loteng, H.M. Suhaili FT, Jumat, 10 Februari 2017.
Hanya saja, Suhaili mengaku belum bisa mengungkap berapa besaran rencana investasi yang akan masuk. Termasuk kapasitas produksi, baik untuk fasilitas pengolahan minyak mentah maupun PLTG. Apalagi, penandatanganan kontrak kerjasama belum dilakukan. Namun, bupati mengharapkan, adanya rencana investasi ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di kawasan Teluk Awang dan Loteng pada umumnya, sehingga Teluk Awang benar-benar bisa menjadi kawasan industri terpadu.
“Kawasan Teluk Awang memang kita dorong sebagai pusat pengembangan industri. Sehingga rencana investasi yang bergerak di sektor industri, kita dorong ke sana (Teluk Awang,red),” ujar Suhaili.
Suhaili menjelaskan, potensi yang dimiliki kawasan Teluk Awang memang sangat menjanjikan. Lokasinya juga sangat strategis, karena sudah memiliki pelabuhan laut serta dekat dengan bandara, sehingga semaksimal mungkin rencana investasi-investasi yang masuk didorong masuk ke kawasan ini.
Khusus untuk kawasan utara, Pemkab Loteng juga sudah menjalani komunikasi dengan salah satu investor guna mengembangkan pusat hortikultura di wilayah Pancor Dao, mulai dari pengolahan sayur, buah-buahan hingga produksi beras berkualitas super.
Jika sudah mampu berproduksi bisa memenuhi kebutuhan pangan di kawasan wisata dan di masa mendatang tidak perlu lagi mendatangkan dari luar daerah.
Diakuinya, dari sisi potensi, Loteng sebenarnya mampu memenuhi semua kebutuhan pangan di kawasan wisata. Namun, dari sisi pengolahan masih lemah, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
“Kalau pusat pengembangan dan pengolahan hortikultura ini sudah ada, maka produksi pangan Loteng bisa terserap maksimal,” imbuh Suhaili. (kir)