Lobar Prioritaskan Bantu 70 Ribu Warga Miskin

0
Hasbi, H. Baehaqi. (SuaraNTB/her)

Giri Menang (Suara NTB) – Pemda Lombok Barat fokus memberikan bantuan kepada warga miskin yang terdampak perekonomian tidak jalan akibat wabah Corona. Hasil hitungan sementara tim Pemda, terdapat 70 Ribu KK warga miskin yang bakal didasar bantuan dalam bentuk uang Rp 200 ribu per bulan.

Rencananya bantuan ini akan diberikan selama enam bulan dengan pembagian tiga bulan pertama dan tiga bulan kedua. Data 70 Ribu KK inipun akan dilakukan pemilahan dengan baik agar tidak terjadi dobel bantuan, sehingga bantuan ini tepat sasaran serta tepat guna.

Selain bantuan warga miskin, Pemda juga memberikan bantuan stimulus kepada UMKM dan insentif kepada tenaga medis. Dalam pemberian bantuan kepada masyakarat miskin ini, Pemdes siap memberi dukungan anggaran melalui Dana Desa (DD). Sekda Lobar, Dr. H. Baehaqi ditemui di kantornya menegaskan hasil perhitungan dari tim OPD dibawah kendali sekda dan asisten, kalau dihitung kebutuhan anggaran selama enam bulan kedepannya untuk sembako, APD, UMKM, insentif tenaga kesehatan termasuk juga tambahan anggaran kecamatan mencapai Rp60 miliar lebih.

Kebutuhan anggaran untuk bantuan ini akan dibagi per tiga bulan pertama, lalu tiga bulan kedua sembari melihat kondisi perkembangan wabah Corona. “Kalau bicara jumlah warga miskin terdampak wabah Corona ini mencapai 70 ribu KK, itu berdasarkan perhitungan kami,” jelas Baehaqi.

Menurutnya, masyarakat ekonomi lemah alias warga miskin ini paling parah terdampak akibat ekonomi tidak jalan. Nantinya mereka akan diberikan sembako namun lebih baik dalam bentuk uang senilai Rp 200 ribu. Pemda kata dia mengutamakan masyarakat miskin.

Data 70 ribu KK penerima ini lanjut dia harus betul-betul terpilah dan terkompilasi agar tidak dobel. Warga yang sudah mendapatkan bantuan baik itu PKH, bantuan tunai. Saat ini data penerima ini tengah dihitung dan dipilah secara mikro dan mako oleh dinas sosial. Nantinya, terkait data ini akan melibatkan pemerintah desa.

Pemda juga melakukan kajian terhadap penggunaan anggaran Rp 60 miliar tersebut. Kajian penggunaan anggaran ini melibatkan tim dewan pakar daerah yang berasal dari akademisi perguruan tinggi dan Pemda sendiri.

“Kami Melibatkan tim pakar untuk pengunaan Anggaran realokasi Rp 60 miliar,” jelas Sekda. Tim pakar ini akan bekerja mengacu semua aspek decara komperhensif menyangkut dampak secara sosial, ekonomi, psikologis, dampak Tenaga kerja dan dari sisi kemiskinan.

Berbagai langkah ini dilakukan Pemda sebagai bentuk kehati-hatian. Diakui memang prosesnya butuh waktu, karena tidak bisa dikerjakan tergesa-gesa. Terkait adanya penilaian Pemda belum aksi nyata terkait pelaksanan pemberian bantuan dan terkesan habis untuk rapat, menurutnya Pemda sudah melakukan berbagai langkah penanganan.

Sedangkan kaitan dengan bantuan, pihak Pemda perlu melakukan penyisiran anggaran dulu, perlu disiapkan data dan program. Dalam melaksanakan semua ini pihaknya mengacu Permendagri nomor 20, PMK nomor 19,SE Mendagri nomor terbaru nomor 440/2622/SJ dan memperhatikan instruksi Mendagri. “Ini harus menjadi acuan supaya tidak salah yang dibeli,”tukas dia.

Sementara itu kepala desa menyambut baik adanya rencana pemberian bantuan kepada warga miskin terdampak Corona. Bahkan disampaikan Kades Kuripan, Hasbi pihaknya siap sharing anggaran dengan Pemda.

Pihaknya pun menyiapkan dana sharing Rp134 juta untuk penanganan Corona, dana ini hasil penyisiran kegiatan yang kurang urgen. Nantinya dari sharing dana ini, Desa bisa memberikan sembako sedangkan pemda berupa dana.

“Kami alokasikan Rp 134 juta untuk penanganan Corona,” jelas dia. Anggaran Rp 134 juta ini diarahkan untuk bantuan Rp 50 ribu bagi warga yang ODP. Sedangkan warga OTG dan diisolasi tidak diberikan bantuan uang. Namun Mereka diberikan sembako yang nantinya penyaluran melalui Bumdes.

Selain bantuan ini, pihaknya juga menyiapkan 2000 masker untuk Dibagikan kepada marsyarakat. Pengadaan 2000 masker inipun juga dari penjahit setempat untuk menghidupkan ekonomi lokal. Pihaknya juga mendapatkan 500 masker sumbangan dari warga.

Pemakaian masker ini juga dalam rangka menindaklanjuti imbauan dari WHO. Pihaknya juga mengadakan alat pemeriksaan suhu tubuh, biaya operasional satgas, disinfektan, pemberian vitamin. Pihaknya saar ini melakukan pendataan warga agar bantuan yang diberikan tidak dobel. (her)