Giri Menang (Suara NTB) – Kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Lombok Barat (Lobar) terbilang tinggi. Pasalnya selama dua bulan (Januari-Februari) ada 158 kasus. Jumlah ini dua kali lipat dibandingkan kasus DBD tahun lalu sebanyak 73 kasus. Tingginya kasus DBD ini belum membuat Pemda menetapkan status kejadian luar biasa (KLB).
“Kasus DBD di Lobar tumben meledak, dua bulan ini sebanyak 158 orang. Dua kali lipat dibanding tahun lalu,” jelas Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Lobar Ahmad Taufiq Fathoni, Senin, 16 Maret 2020.
Diakuinya, kasus DBD memang meledak di Lobar, namun pemda belum berani menetapkan KLB. Sebab kata dia, DBD ini bisa dikontrol dan ditangani. Lebih-lebih saat ini pemda juga fokus pada penanganan virus Corona.
Untuk penanganan kasus DBD ini, pihaknya hampir setiap hari turun melakukan fogging, terakhir pihaknya melakukan fogging di daerah Sekotong dan Lembar. Dalam melakukan fogging ini, pihaknya dibantu melalui CSR ritel modern. Pihaknya menggandeng swasta, karena kalau tidak demikian maka anggaran tidak mencukupi. Pihaknya juga terus turun melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan meminta semua kepala UPT Puskesmas untuk mengimbau desa-desa menggalakkan gotong royong.
Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Memasuki awal tahun 2020, kasus DBD mengalami peningkatan cukup signifikan. Hal itu dipicu salah satunya karena tingginya curah hujan di wilayah ini yang diselingi dengan cuaca panas. Dan, diperparah dengan buruknya kualitas kesehatan lingkungan masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng, H. Omdah, SKM., kepada Suara NTB, Senin (16/3), mengatakan, hingga bulan Maret ini total sudah ada 55 kasus DB yang dilaporkan. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 40-an kasus. “Jadi memang ada tren peningkatan kasus DB di awal tahun ini,” ujarnya.
Kendati mengalami peningkatan, namun tidak sampai memakan korban jiwa. Semua penderita DB terutama yang dinyatakan positif, DB sudah mendapat penanganan medis. Dan, semua sudah dinyatakan sehat. “Walau meningkat, untungnya kasus DB tidak sampai makan korban jiwa,” tandas Omdah.
Wilayah Kota Praya lanjutnya, masih menjadi daerah yang paling banyak dilaporkan kasus DB. Kemudian Kecamatan Jonggat serta Kecamatan Praya Barat Daya. “Kasus DB ditemukan merata di semua kecamatan. Namun yang paling banyak diwilayah Kota Praya. Ditambah Kecamatan Jonggat serta Praya Barat Daya,” terangnya.
Untuk itu, guna menekan kasus DBD pihaknya sudah mengintruksikan jajaran di bawah agar menggalakkan kegiatan bersih-bersih. Dengan fokus pada aksi pemberantasan sarang nyamuk, dan dinilai sebagai langkah antisipasi yang paling efektif dalam menekan kasus DBD. (her/kir)