Giri Menang (Suara NTB) – Pemda Lombok Barat (Lobar) melalui Dinas Kesehatan (Dikes) belum memberlakukan kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah, karena untuk menetapkan KLB ini ketentuannya temuan kasus dua kali lipat dari tahun sebelumnya pada periode yang sama. Sementara bulan Januari saja, ada temuan yang diklaim Dikes hanya 19 kasus. Jumlah ini menurun drastis pada periode yang sama tahun lalu mencapai 73 kasus. Untuk menetapkan KLB tersebut, paling tidak temuan kasus DBD 150 kasus.
“Tahun lalu kasus demam berdarah pada januari 73, sekarangkan baru 19 kasus yang masuk di Dikes dan sudah dicek ke lokasi. Jadi kalau penetapan KLB belum, sebab kalau KLB harus dua kali lipat kasus tahun lalu. itu perbandingannya,” jelas Kabid Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dikes Lobar, Faisal Sirajudin SKM.,MM., di ruang kerjanya, Selasa, 21 Januari 2020.
Dari 19 kasus DBD yang ditemukan terbanyak di Kuripan sebanyak 10 kasus dan Gerung 9 kasus. Dibandingkan tahun 2019, dari 73 kasus ini juga terbanyak di Kuripan, Gerung, Kediri, Labuapi, Perampuan dan Jembatan Kembar Lembar. Terkait adanya catatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tripat ada 38 penderita DBD akan dicek oleh timnya. Kalaupun masuk 38 kasus, jelasnya, belum memenuhi ketentuan penetapan KLB.
Pada bagian lain, pihaknya mengklarifikasi adanya pasien yang meninggal diduga akibat DBD. Menurut dia, pasien ini mengalami komplikasi, setelah dicek ada riwayat penyakit yang lain. Namun demikian pihaknya tidak tinggal diam dalam menangani kasus DBD yang terjadi di masyarakat.
Pihaknya sudah banyak melakukan upaya-upaya penanganan dengan turun lapangan. Ketika ditemukan kasus DBD , pihaknya langsung turun melakukan penyelidikan efidemologi (PE), kala angka bebas jentik di bawah 75 orang, maka wajib dilakukan fogging.
Data berbeda disampaikan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tripat,drg. Arbaik Ishak jika jumlah penderita DBD mencapai 38 orang. Dari 38 kasus ini, dari Gerung sebanyak12 orang, Dasan Tapen 4 orang, Kediri 1 orang, Kuripan sebanyak 14 orang, Jakem 3 orang dan 4 orang. “Paling banyak penderita DBD yang dirawat di rumah sakit itu, dari Kuripan,” jelas dia.
Lebih dirincikan lagi, dari puluhan penderita DBD itu terdiri dari anak-anak 17 orang, laki-laki 10 orang dan tujuh perempuan. Penderita dewasa mencapai 21, terdiri laki-laki 14 orang dan wanita 7 orang. (her)