Warga Sandik Keluhkan Mandeknya Pembangunan RTG

0

Giri Menang (Suara NTB) – Warga Dusun Puncang Sari Timur Desa Sandik Kecamatan Batulayar Lombok Barat mengeluhkan pembangunan rumah tahan gempa (RTG) yang  mandek hampir sebulan. Puluhan rumah warga setempat belum diplester dan dibangun lantainya.Warga mempertanyakan penyebab mandeknya pembangunan RTG tersebut, padahal dana gempa masih ada.

Bahkan informasinya bahwa dana tersebut sudah dicairkan. Selain mempertanyakan kelanjutan rumah mereka, warga juga mengeluh lantaran hampir satu tahun belum bisa bangun rumahnya akibat dana yang diberikan tidak cukup. Rumah warga masuk kategori rusak berat namun yang diberikan dana hanya Rp10 juta, untuk kategori rusak ringan.

Warga Dusun setempat Royanah mengaku pengerjaan rumah warga mandek hampir satu bulan lebih. Pengerjaan dimulai sejak bulan puasa lalu, hingga saat ini belum juga tuntas. Jumlah rumah warga yang masih mandek pengerjaannya khusus rusak berat sebanyak 11 rumah dengan bantuan Rp 50 juta per orang. Padahal kata dia, dana bantuan ini masih ada. Namun ia tidak mengetahui apakah dana itu bisa untuk pengerjaan rumah sampai selesai atau tidak. Sebab di daerah lain,  rumah mereka bisa selesai dibangun.

Ia mengaku pencairan dana bantuan ini direncanakan sejak beberapa minggu lalu. Namun ia tidak bisa karena saat itu ada musibah keluarga sakit. Setelah itu, tidak ada kabar lagi pencairan dana bantuan tersebut. Meskipun ia selaku bendahara Pokmas, namun dirinya kurang tahu menahu soal pencairan dana tersebut. “Saya tidak banyak tahu soal dana bantuan itu,”akunya.

Ia mengaku dalam proses pencairan hanya tandatangan dan pergi pencairan, selebihnya ia tidak tahu arah penggunaan dana tersebut. Selain rusak berat, ada juga rumah warga setempat yang rusak ringan dan sedang. Sebagian rumah warga kategori rusak sedang dan ringan sudah ada yang selesai dikerjakan dan ada yang belum.

Diantara sekian banyak rumah warga yang rusak ini, ada juga yang salah kamar. Artinya, bantuan yang diberikan hanya Rp10 juta sedangkan rumahnya rusak berat. “Rumahnya rata dengan tanah, karena memang rusak berat,”keluh dia.

Ia pun mempertanyakan survei yang dilakukan oleh tim pemda.  Sebab ada warga yang tergolong kaya dengan rumah tidak terlalu rusak malah diberikan bantuan rusak berat.”Sedangkan kami yang rusak berat malah diberikan rusak ringan. Malah yang kaya diberikan bantuan rusak berat dan sedang. Siapa yang ndak iri,” keluh Mahyudin. Ia mengaku tinggal bersama delapan anaknya di rumah tersebut.

Untungnya,  ia bisa menjadi tukang kayu.  Sehingga ia bisa mengerjakan pembuatan kusen  bangunan RTG warga setempat. Namun sayangnya, upah pembuatan kusen belum dilunasi. Pembayarannya dilakukan dengan cara menyicil. “Sisanya tinggal sekitar Rp 3 juta yang belum dibayar,sekarang saya bingung mau nagih kemana yang sisanya ini,”jelas dia.

Kepala Desa Sandik Abdul Rahman mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti keluhan warga tersebut. “Warga harus segera melapor ke desa, nanti kami tindaklanjuti,”jelas dia.

Ia berharap warga melapor ke kantor desa. Sebab di desa ada fasilitator yang standby. Diakui persoalan semacam ini kerap kali terjadi di beberapa tempat, namun warga diminta langsung menyampaikan ke fasilitator. Menurut dia, pembangunan rumah warga harus tuntas jika sudah keluar SK.

Pencairan dana dilakukan tiga tahap, sehingga tidak ada alasan pembangunan tidak dilanjutkan. Sementara itu,  Korwil Fasilitator Lobar, Umar Zuhran mengatakan pihaknya akan menindakalanjuti keluhan warga setempat. “Nanti kami akan turun telusuri , kami akan cek,”jelas dia. Pihaknya akan mengecek dari fasilitator yang ada di wilayah setempat. (her)