70 persen Ruas Jalan di Lobar Tak Dilengkapi Saluran Irigasi

0

Giri Menang (Suara NTB) – Panjang jalan di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) mencapai 571 kilometer lebih. Dari panjang jalan ini 50 persen lebih dalam kondisi rusak. Sisanya kondisi jalan katagori bagus. Dari panjang jalan yang ada tersebut, sekitar 70 persen tidak memiliki saluran irigasi, sehingga menyebabkan banjir. Di samping itu, memicu mempercepat terjadinya kerusakan akses jalan tersebut.

“70 persen akses jalan kabupaten tanpa dilengkapi dengan saluran, karena sejauh ini kita fokus bangun jalan tanpa memikirkan membangun saluran irigasi. Sehingga hal ini menyebabkan terjadi banjir dan memicu kerusakan jalan itu sendiri,“ aku Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lobar, Made Artadana, Kamis, 16 Februari 2017.

Untuk pembangunan akses jalan, ujarnya, terkendala menurunnya jatah Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pusat. DAK untuk Lobar dipangkas dari tahun lalu Rp 148 miliar. Khusus akses jalan saja, DAK berkurang dari tahun lalu Rp 92 miliar tahun ini 49 miliar. Artinya terdapat pengurangan hampir 50 persen.

Made menjelaskan, pembangunan akses jalan sejauh ini hanya fokus membangun badan jalan saja tidak bisa totalitas membangun saluran jalan. Hal ini disebabkan ketersediaan anggaran yang minim.

Jika dibangun dengan saluran drainase, maka berdampak terhadap pengurangan panjang jalan yang bakal dibangun. Akses jalan yang seharusnya 1 kilometer, namun bisa berkurang akibat dana dipakai untuk membangun saluran jalan tersebut.

Terkait pembangunan saluran ini, jelasnya, tentu akan disesuaikan dengan status jalan. Jika akses jalan termasuk jalan kabupaten, maka tentu ditangani lewat kabupaten, jika jalan desa atau lingkungan maka dibangun melalui desa. Ke depan pembangunan jalan direncanakan secara totalitas. Artinya pembangunan badan jalan dan saluran.

Namun kembali lagi ke kemampuan anggaran yang ada, apakah prioritaskan pembangunan totalitas tersebut dengan konsekuensi berpengaruh terhadap panjang jalan yang bakal dibangun.

Diakui untuk pembangunan jalan  mengalami pengurangan DAK dari pusat hampir 50 persen. Dari tahun lalu Rp 92 miliar menjadi Rp 49 miliar tahun ini. Pemangkasan anggaran ini disebabkan kebijakan pusat memangkas DAK kabupaten/kota. Kebijakan ini tidak saja diterima Lobar, namun seluruh daerah.

Sebelumnya, warga Desa Babussalam Kecamatan Gerung menuntut pembangunan akses jalan Baital Atiq Gerung-Babussalam-Kuripan-bypass sepanjang hampir 7 kilometer segera direalisasikan. Pasalnya, Pemda Lobar telah merencanakan pembangunan akses. Kondisi akses jalan ini sangat memprihatinkan, sehingga tidak layak. Di mana-mana terdapat kubangan yang memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Menurut Kepala Desa Babussalam, M. Zaini, tahun ini pemda menargetkan pembebasan lahan mulai dari Masjid Baital Atiq Gerung hingga Babussalam saja dengan panjang 4 kilometer.  Menurut informasi yang ia peroleh, anggaran untuk pembebasan lahan ini mencapai Rp 30 miliar lebih.

Diakui, anggaran pada APBD ini cukup untuk pembebasan lahan hingga Babussalam saja. Sementara pembebasan lahan sampai ke Kuripan kemungkinan pada APBD perubahan. Ia bersama masyarakatnya, sangat berharap pembangunan akses jalan ini segera direalisasikan. Sebab kualitas jalan ini paling jelek. Bahkan sangat buruk sekali, mulai dari kantor Kelurahan Dasan Geres-Kuripan kualitas jalannya buruk sekali. Kondisi  di jalur ini menyebabkan banyak terjadi kecelakaan.  (her)