Sepanjang Tahun Warga Pesisir Lembar Krisis Air Bersih

0

Giri Menang (suarantb.com) – Air merupakan sumber kehidupan manusia. Namun apa jadinya ketika sepanjang tahun warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih? Hal ini terjadi di Dusun Telaga Waru Selatan, Labuan Tereng, Lembar. Warga harus menyisihkan pundi-pundi rupiah setiap harinya sepanjang tahun guna membeli air bersih. Warga terpaksa mengeluarkan Rp 10 ribu per hari untuk membeli dua galon air.

Seorang warga, Saiun (48) mengambil antrean paling depan saat Armored Water Cannon (AWC) Sabhara Polda NTB menyambangi kampungnya untuk membagikan air bersih secara cuma-cuma, Kamis 8 September 2016. Ibu tiga anak ini dengan letih memegang dua galon air di kedua tangannya.
“Lumayan hemat Rp 10 ribu hari ini kita, Pak,” ujarnya saat sampai di mobil yang biasa digunakan untuk menghalau rusuh massa tersebut.

Ia mengungkapkan, membutuhkan air sebanyak dua galon per hari untuk kebutuhan memasak dan minum. Sementara air dari sumur tak laik konsumsi. “Airnya di sini asin. Untuk mandi aja tidak enak rasanya. Apalagi diminum,” keluhnya.

Ketua RT 3 Dusun Telaga Waru Selatan, Sukiyah (44) membenarkan kondisi yang dialami Saiun. Tidak hanya itu, 33 kepala keluarga (KK) yang dipimpinnya juga mengalami hal serupa. “Mereka tetap beli air setiap hari,” terangnya usai membantu warga mengangkut galon air.

Sementara Kepala Dusun (Kadus) setempat, Dalisah, mengatakan pengalamannya yang sudah 40 tahun tinggal di sana mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Bahkan warga yang sebagian besar nelayan di kampung tersebut harus mendapatkan air dengan cara membeli.

“Kalau musim hujan air sumur bau. Kalau musim kemarau asin, oleh sebab itu warga turun di bagian bukit tiap hari untuk cari air,” ungkapnya.

Selama setahun, terhitung ada tiga bantuan air bersih. Dua kali dari Pemkab Lobar dan satu kali dari Polda NTB untuk tahun 2015. Di tahun 2016 ini, baru kemarin bantuan air bersih menyambangi warga.
Di samping rumah Kadus, tepatnya di tepi Jalan Raya Sekotong, tertanam pipa PDAM diameter 11 inch. Namun, airnya tak setetes pun mengalir ke rumah-rumah warga. Belum ada satu pun warga yang diterima menjadi pelanggan. “Kita sudah tanyakan, katanya nanti 2017 baru ada pemasangan,” ungkapnya.

Senada dengan Kadus, Ketua Kelompok Nelayan Teluk Buwur, Fathul Aziz, mengatakan sejumlah warga pun telah mengisi formulir pelanggan baru, namun hingga kini hasilnya masih nihil.

“Belum ada jawaban, padahal sudah lapor beberapa kali. Kalau masyarakat pun sudah bersedia bayar. Namanya kita butuh air,” ujar warga RT 3 Dusun Telaga Waru Selatan itu.

Sementara Kabid Humas Polda NTB, AKBP Dra Tri Budi Pangastuti, MM menjelaskan, kegiatan penyaluran air bersih merupakan wujud komitmen Polri meringankan beban warga.

“Ini dalam rangka membantu kesulitan masyarakat. Kita kan punya sarana, kita manfaatkan,” ujarnya ditemui terpisah di ruang kerjanya.

Menurutnya, Polda NTB menyiapkan Satgas penanggulangan bencana kekeringan. “Sudah sebagian wilayah mengalami kesulitan air. Di Polres jajaran juga melakukan hal serupa,” ujarnya.

Kegiatan tersebut juga dijalankan oleh patroli kewilayahan untuk mendeteksi gangguan Kamtibmas. Sambil menyalurkan air, polisi menyerap kondisi terkini di masyarakat bawah. (szr)