
Mataram (Suara NTB) – Alih fungsi lahan pertanian di Kota Mataram terus terjadi. Dinas Pertanian Kota Mataram mencatat hingga Agustus 2020 mencapai 43 hektare lebih lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk pengembangan perumahan warga.
Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, H. Mutawalli, menerangkan dari data tersebut pihaknya memprediksi dalam 3-4 tahun alih fungsi lahan pertanian akan semakin masif. “Ada beberapa lahan pertanian kita yang belum terjamah, karena letaknya memang lumayan jauh. Tapi beberapa tahun ke depan ini bisa saja tersentuh. Apalagi kalau sudah didekati pengembang, dan di sebelahnya sudah ada pembangunan,” ujarnya, Selasa, 19 Januari 2021.

Menurut Mutawalli, pembangunan rumah baik oleh masyarakat maupun pengembang memang menjadi musuh utama lahan pertanian. “Entah secara legal atau tidak legal masyarakat membangun itu,” ujarnya. Sampai saat ini luas lahan pertanian di Kota Mataram yang masih bertahan disebutnya mencapai 1.400 hektare.
Menurutnya, lahan pertanian yang tersisa saat ini lebih banyak ditanami padi jika dibandingkan komoditas pertanian lainnya. Meskipun lahan pertanian tersebut terus menyempit. Namun untuk produksi gabah diakuinya masih terjaga. Bahkan melampaui target yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi.
“Untuk 2021 kita memang belum terima ketetapan dari Provinsi, tapi tahun lalu kita ditargetkan 30 ribu ton dan itu ada lebih sekitar 1-2 ton. Jadi walaupun hilang 43 hektare sampai Agustus 2020 kemarin, produktivitas lahan pertanian terus kita tingkatkan,” tandasnya. (bay)