Kuburan Korban Dibongkar, Hasil Sementara Autopsi Kuatkan Dugaan Pembunuhan

0
Tim dokter forensik mengautopsi jenazah korban pembunuhan Hayatul Ulum, Sabtu, 6 Maret 2021 di Pemakaman Muslim Sekarbela, Sekarbela, Mataram.(Suara NTB/why)

Mataram (Suara NTB) – Kuburan korban pembunuhan Hayatul Ulum (22) dibongkar, Sabtu, 6 Maret 2021. Tim dokter forensik mengautopsi jenazah di Pemakaman Muslim Sekarbela, Mataram. Tujuannya untuk mendapatkan bukti forensik mengenai penyebab kematian korban yang ditusuk pada 29 November 2020 lalu.

Kasat Reskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa autopsi ini untuk memperkuat alat bukti dalam kasus yang sudah menjerat dua orang tersangka ini.

“Ini inisiatif penyidik menambah alat bukti untuk memberikan keyakinan tentang sebab korban meninggal dunia,” terangnya. Autopsi tersebut hanya memeriksa sejumlah bagian tubuh korban. Tidak ada bagian tubuh yang dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan lanjutan. Sebab tim dokter forensik sudah meyakini hasil sementara autopsinya.

Meskipun periode meninggal korban pada akhir November 2020, Kadek Adi memastikan bahwa pihaknya akan mendapatkan keterangan ahli yang dapat menguatkan alat buktinya. “Autopsi dengan mekanisme dari ahli untuk menjelaskan luka mana di tubuh korban yang mengakibatkannya meninggal dunia,” sebut Kadek Adi.

Kadek Adi menambahkan, tim penyidik sudah meyakini alat bukti yang ada sudah cukup untuk menjerat para tersangka. ditambah lagi pengungkapan tersangka berdasar ilmiah. Yakni pencocokkan sampel DNA antara darah di barang bukti pisau dengan darah korban. Hasil forensik ilmiah ini dapat dipertanggungjawabkan secara empiris. “Barang bukti, keterangan saksi, maupun petunjuk sudah sangat kuat,” tegasnya.

Tim dokter forensik yang mengautopsi jenazah Ulum didatangkan dari gabungan dokter RSUD Kota Mataram dan Biddokkes Polda NTB. Tim ini dipimpin dr Arfi Syamsun. Autopsi berlangsung selama dua jam dimulai pukul 10.00 Wita. Arfi mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan gambaran hasil autopsi. “Kita sudah dapatkan hasilnya, seperti dugaan awal. Hasilnya nanti akan kita berikan ke penyidik,” ujar dosen Fakultas Kedokteran Unram ini.

Korban Hayatul Ulum meninggal dunia pada Minggu 29 November 2020. Pengrajin emas ini mendapat tikaman di dada saat melintas di Jalan Sultan Kaharuddin Karang Pule, Sekarbela, Mataram. Korban ditikam setelah aksi kejar-kejaran dengan para tersangka. Pelaku penusukan ini kabur setelah menusuk korban. Meski ditolong kawannya, Rahman namun nyawa Ulum tidak dapat tertolong.

Akhirnya pada Februari lalu, Polresta Mataram menangkap para pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka mereka antara lain, IL alias Hil (35) warga Jempong Baru, Sekarbela, Mataram dan BM alias BR alias Totok (34), warga Karang Pule, Sekarbela, Mataram. Kadek Adi menyebutkan, tersangka IL diduga sebagai eksekutor yang menusukkan pisau ke korban. Sementara, BR sebagai joki yang membonceng IL dalam aksi pengejaran korban. (why)