Pertumbuhan Ekonomi di Mataram Melambat

0
Ilustrasi aktivitas ekonomi masyarakat. (Suara NTB/bul)

Mataram (Suara NTB) – Gejolak ekonomi secara nasional dirasakan langsung oleh daerah. Faktor utama ancaman penyebaran virus corona mewabah di Asia. Hal ini memicu pertumbuhan ekonomi di Kota Mataram turut melambat.

Kepala Bappeda Kota Mataram, Ir. H. Amiruddin menegaskan, pertumbuhan ekonomi di Kota Mataram mengalami pelambatan dari sebelumnya 8,11 persen di tahun 2019 menjadi 4,82 persen di awal tahun 2020. Sektor paling terdampak adalah akomodasi. Banyak wisatawan dari Asia yang menunda penerbangan ke Lombok.

Hal ini berdampak ke turunnya pendapatan hotel yang menyebabkan kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak hotel juga menurun. “Okupansi hotel menurun. Itu yang paling berdampak,” kata Amir.

Selain mengukur dari indikator tingkat kunjungan wisatawan, Bappeda juga melihat dari aspek daya beli masyarakat juga cenderung menurun. Daya beli masyarakat digambarkan dari year of year sebelumnya 3+-1 menjadi 3,1. Itu menunjukan daya beli masyarakat menurun.

Mendongkrak tingkat kunjungan maupun investasi, dia sudah berbicara dengan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Irwan Rahadi, agar membuat program yang menarik investor menanamkan modal mereka. Keran investasi telah dibuka dengan direvisinya rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Mataram.

Bappeda sambung Amir, hanya sebatas menyiapkan dokumen tersebut. Organisasi perangkat daerah (OPD) seharusnya mengeksekusi. Polanya memberikan insentif ke pengusaha agar mau berusaha. “Saya lihat teman-teman OPD ini belum gencar melakukan itu,” sesalnya.

Krisis global berpengaruh luar biasa ke daerah. Sejumlah wisatawan terutama dari Asia menunda keberangkatkan akibat wabah virus corona dari China. Sementara, sektor pendapatan yang diandalkan dari akomodasi. Dia menyadari, kunjungan wisatawan ke Indonesia berasal dari Asia. Tren wisatawan dari Eropa lebih rendah dibandingkan Asia. Oleh karena itu, sektor perizinan mesti bekerja mendorong investor berinvestasi di Mataram.

Amir melihat Dinas Pariwisata telah mula membuka keran untuk menarik kunjungan wisatawan. Sejumlah kalender kegiatan tahunan telah dirilis. Penataan destinasi wisata dimulai sejak 2019 dan berlanjut di tahun 2020. “OPD lainnya seperti PU bisa siapkan infrastruktur jalannya. Perkim mengurus taman-tanam kota dan lain sebagainya,” demikian kata Amir. (cem)