Rusunawa Dinilai Alternatif Tutupi Kekurangan Hunian di Mataram

0

 

Mataram (Suara NTB) – Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana menilai kekurangan hunian atau rumah di Mataram, tak dipungkiri karena tingginya aktivitas bisnis. Alternatif memenuhi kekurangan 12.000 rumah dengan membangun rumah susun sewa sederhana (rusunawa).

“Saya pikir ini (rusunawa) jadi pilihan, terutama warga kita yang penghasilannya masih kecil,” jawab Mohan ditemui, Rabu, 11 Juli 2018.

Pembangunan rusunawa di Montong Are, Selagalas dan Mandalika cukup signifikan memberikan hunian bagi masyarakat. Di samping kata Mohan, pengusaha atau pengembang perumahan begitu progresif mengajukan izin pembangunan perumahan terutama di kawasan lingkar utara dan selatan.

Persoalan lahan diakui jadi kendala. Di samping memang harus menunggu revisi Perda Nomor 12 tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) selesai. “Persoalan lahan memang jadi kendala,”  sebutnya.

Tingginya kebutuhan hunian di Mataram dipengaruhi perpindahan penduduk dari kabupaten/ kota di NTB. Hal ini menurut Mohan, wajar. Masyarakat mungkin memiliki harapan dan prospek untuk lebih memperbaiki kehidupan di perkotaan. Itu sebabnya kata dia, warga di perumahan heterogen berasal dari luar.

Solusi yang dinilai efektif pembangunan rusunawa. Mohan mengatakan, akan ada penambahan pembangunan rusunawa di Montong Are. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman diminta menjemput ke Pemerintah Pusat. “Kadis Perkim sudah saya minta menjemput ke Pusat,” tandasnya.

Keberadaan rusunawa tambahnya, paling tidak bisa membuat keseimbangan atas kebutuhan hunian. Di samping ditopang oleh pembangunan perumahan oleh pengembang di daerah perbatasan Kota Mataram. (cem)