Konstruksi Belum Jelas, Progres Pembangunan Smelter Baru Sebatas Pembebasan Lahan

0
H.Amry Rakhman (Suara NTB/nas)

Mataram (Suara NTB) – Konstruksi pembangunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) masih belum jelas. Dalam waktu dekat, Pemprov NTB berencana memanggil PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dan stakeholders terkait untuk percepatan realisasi pembangunan smelter tersebut.

Hingga saat ini, progres pembangunan smelter di KSB baru sebatas pembebasan lahan. “Baru pembebasan lahan. Ke sananya (konstruksi) belum,” kata Kepala Bappeda NTB, Dr. Ir. H. Amry Rakhman, M. Si., dikonfirmasi di Mataram, Jumat, 12 Maret 2021.

Amry menjelaskan, pihaknya sudah merencanakan akan memanggil stakeholders terkait mengenai percepatan pembangunan smelter tersebut. Baik kementerian, Pemda KSB, OPD lingkup Pemprov NTB dan PT. AMNT.

Namun dalam pekan-pekan ini, pihaknya masih disibukkan dengan penyusunan perencanaan pembangunan 2022. Antara lain, Forum Konsultasi Publik RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) 2022 dan Rapat Forum Perangkat Daerah. “Mungkin setelah itu. Saya tinggal cari waktu yang pas mengundang mereka,” ujarnya.

Terkait percepatan pembangunan smelter ini, Amry mengatakan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., sudah mengunjungi beberapa kementerian terkait. Belum lama ini, Gubernur berkunjung ke Kementerian Perindustrian di Jakarta.

“Progres pembangunan smelter sekarang ini baru tahap perencanaan dan penyiapan lokasi. Begitu sudah beres lahannya, perizinan, masuk ke konstruksi,” jelasnya.

Informasi yang diperoleh, sebelum pandemi Covid-19, konstruksi pembangunan smelter sudah mulai masuk tahap pelelangan. Namun, begitu pandemi Covid-19, PT. AMNT meminta perpanjangan waktu untuk konstruksi. “Karena situasi dan kondisi Covid-19, apalagi mitranya dari luar negeri,” tuturnya.

Pada akhir 2020 lalu, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, telah memanggil manajemen PT. AMNT terkait realisasi investasi pembangunan smelter. DPMPTSP mendapatkan informasi bahwa progres pembangunan smelter baru mencapai 24 persen.

Sebelumnya, Kepala DPMPTSP NTB, Ir. Mohammad Rum, M.T., mengatakan berdasarkan penjelasan dari Perwakilan PT. Amman Mineral Industri (AMIN), Zulkipli Fajariadi bahwa PT. AMNT atau PT. AMIN melaporkan progres  Smelter PT. Aman Mineral Industri setiap bulan ke Kementerian ESDM dan Pemerintah Provinsi melalui Dinas ESDM NTB.

Hasil verifikasi PT. Sucofindo pembangunan smelter sudah mencapai 24 persen. PT. AMNT sudah mendapatkan perizinan penataan ruang lahan seluas 850 hektare. Di mana, 154 hektare proses pembebasan lahan sudah selesai, 50 hektare  land cleaning,  sudah siap untuk lokasi pelaksanaan pembangunan smelter.

Sejak Maret 2020,  karena Covid-19, pihak AMNT, kata Rum,  telah mengubah seluruh rencana awal. Akibat pandemi Covid-19, beberapa rencana menjadi tertunda.

Misalnya, pekerjaan teknik desain tertunda yang seharusnya final tahun 2020. Akibat pandemi, pekerjaan teknik desain menjadi mundur karena kontraktor rekrutmen penawaran masih lockdown di Amerika dan Eropa.

Persiapan lahan juga mundur karena menghindari kontak langsung. Sehingga ke depannya perusahaan akan kembali mengajukan penawaran kepada kontraktor di bulan Februari 2021 dan akan difinalisasi penawaran serta siapa yang bisa ikut tender.

Dokumen tender oleh beberapa kontraktor direview awal 2021. Kuartal 1 Tahun 2021,  PT. AMNT dan PT. AMIN akan mengadakan evaluasi penawaran yang diajukan agar bisa segera dilakukan. Saat Izin IMB 154 hektare  di lokasi pembangunan smelter, Izin Pemanfaatan Ruang Pipa Bawah Laut saat ini dalam proses.

Izin ekspor dan denda ekspor akan lebih tinggi jika smelter tidak dibangun. Karena pembangunan smelter sudah merupakan amanat UU. Sehingga progres pembangunan smelter menentukan jumlah ekspor konsentrat. (nas)