Konsepsi NTB Dorong Milenial Aktif Cegah Stunting Lewat ‘’Mission Expo’’

0
Direktur Konsepsi NTB, Dr. Moh. Taqiuddin saat menyampaikan materi di kegiatan Mission Expo, pada Selasa, 17 November 2020 di Mataram.(Suara NTB/ist)

Mataram (Suara NTB) – Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (Konsepsi) NTB dengan dukungan SNV Netherlands Development Organisation mengadakan kegiatan Milenials Scientist for Nutrition (Mission) Expo, pada Selasa, 17 November 2020 di Mataram. Kegiatan itu merupakan lanjutan dari Kompetisi Riset Dan Kampanye Media Sosial Mission 2020, yang telah dilakukan pada Juli dan Agustus 2020. Diikuti lebih dari 80 regu dari seluruh Indonesia.

Direktur Konsepsi NTB, Dr. Moh. Taqiuddin menjelaskan, dari 80 regu yang mengikuti kompetisi itu, 10 regu masuk final dan telah diumumkan pemenangnya. Hasil dari Mission 2020 disosialisasikan untuk masuk ke kampus-kampus. “Dengan harapan bisa memberikan motivasi kepada para mahasiswa yang merupakan golongan milenial untuk peduli dan aktif terlibat dalam kegiatan menyosialisasikan stuting, khususnya di NTB,” katanya.

Kegiatan Mission Expo ini untuk menampilkan hasil karya kelompok studi dari mahasiswa yang berasal dari seluruh Indonesia. Taqiuddin menekankan, kegiatan ini merupakan salah satu cara pihaknya meningkatkan kesadaran milenial untuk peduli menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan. “Supaya mereka bisa terlibat dalam kegiatan-kegiatan terkait upaya percepatan  pencegahan stunting di Indonesia secara khusus di NTB,” katanya.

Hal ini penting, karena berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa prevalensi stunting mencapai 27,67 persen. Artinya, setiap 10 anak Indonesia, ada 3 orang di antaranya yang mengalami stunting.

Di Mission Expo itu ditampilkan dialog dan presentasi oleh sejumlah narasumber, antara lain Dosen Poltekkes Mataram, Dr. Made Darawati; Staf Ahli Gubernur NTB, Bidang Sosial dan Kemasyarakatan, Ir. Andi Pramaria; dan Direktur Konsepsi NTB, Dr. Moh. Taqiuddin, dimoderatori Duta Pendidikan NTB, Muhammad Isro’I Rizky, S.IP.

Di samping itu, presentasi dari peraih artikel terbatik Mission 2020, Dina Seftina, Amd.Gz. Serta presentasi tim juara pertama Mission 2020, dengan judul 1.000 Dapur Berdaya, Menunaikan Ibadah Dapur dari Gereja. “Dialog ini untuk menyosialisasikan, makanya kami hadirkan dari kalangan pemerintah, ahli, untuk memberikan informasi kepada anak muda bagaimana mereka berperan,” kata Taqiuddin.

Staf Ahli Gubernur NTB, Bidang Sosial dan Kemasyarakatan, Andi Pramaria mengatakan, pemerintah memiliki program Posyandu Keluarga. Posyandu ini tidak hanya untuk ibu dan anak, tapi arahnya juga untuk remaja dan lansia. Di Posyandu Keluarga ada juga kegiatan konseling berkaitan dengan gizi.

Ia menyampaikan, mengenai pemenuhan gizi, bisa dipenuhi sendiri. Di NTB memiliki ketersediaan makanan untuk pemenuhan gizi. Di samping itu, saat ini ada juga food estate dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan. “Kita harapkan milenial atau generasi masa kini, bisa menularkan informasi ini ke teman milenial yang lain, menyebar menjadi virus kebaikan,” harapnya.

Dosen Poltekkes Mataram, Dr. Made Darawati mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, peranan kaum muda sungguh luar biasa. Kaum muda diharapkan terlibat dalam percepatan penurunan angka stunting. Keterlibatannya bisa dalam berbagai lini, antara lain peduli terhadap lingkungannya. Selain itu menggerakkan lingkungan untuk aktif datang ke Posyandu, dan sadar akan kesehatan.

“Seorang milenial diharapkan tidak melahirkan generasi stunting. Kegiatan seperti ini, penting untuk dirinya sendiri menjadi calon ibu, sehingga bisa mengandung anak yang sehat sampai lahir. Informasi penting di kegiatan ini bisa mencegah stunting,” katanya. (ron)