Keberadaan Ojek di Rinjani, BTNGR Carikan Solusi

0

Mataram (suarantb.com) – Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Raden Agus Budi Santosa menyatakan pihaknya sedang mencari solusi terkait keberadaan ojek yang beroperasi di Gunung Rinjani.

“Sempat kemarin kita ketemu sama mereka, dan tadi malam juga kita ketemu dengan mereka di kantor resort kami. Sekarang sedang dalam proses untuk mencari solusi,” ujarnya dihubungi suarantb.com, Senin, 11 September 2017.

Agus menyatakan tidak bisa sekonyong-konyong menyatakan penolakan maupun persetujuan, meski ojek tersebut saat ini beroperasi tanpa izin BTNGR. “Kita tidak bisa langsung bilang iya dan tidak, kan tidak bisa. Kita harus dengar omongan orang dulu, kita dengar maunya seperti apa,” katanya.

Menurut Agus, jumlah ojek yang beroperasi di kawasan Rinjani sekitar 13 ojek. Memang ada keributan yang timbul akibat keberadaannya, seperti keluhan menyerempet pendaki hingga menggeser batas taman nasional, karena mencari jalan. Tujuan warga menyambi sebagai ojek ini pun masih enggan dijelaskan Agus, ia meminta diberi waktu untuk mencari pemecahan dari masalah ini.

“Makanya ini sedang saya proses, bisa ditunggu satu dua hari biar saya bereskan dulu. Supaya saya juga komentarnya bisa lengkap,” tambahnya.

Salah seorang pendaki Rinjani, Hemawati yang dimintai komentar terkait ojek ini menyatakan keberadaan ojek tidak diperlukan. Sebab, sangat wajar saat mendaki gunung merasa kelelahan dan kepanasan.

“Sebenarnya sih tidak penting, karena kan yang namanya mendaki gunung itu wajar kalau kita lelah, kepanasan keringatan. Kalau saya sih malas naik ojek, tarifnya juga mahal,” akunya.

Saat melakukan pendakian Agustus lalu, Hema mengaku menemukan para tukang ojek ini. Biasanya, pengguna jasa ojek ini adalah para pendaki yang hendak turun dari pos dua menuju Sembalun.

Ditanya apakah ia mendukung keberadaan ojek ini, wanita asal Mataram ini mengaku keberatan. “Sebenarnya saya sih ndak setuju, tapi itu kan pekerjaan sambilan masyarakat sekitar Sembalun,” jawabnya. (ros)