Giri Menang (Suara NTB) -Kasus kematian pasien akibat Covid-19 di Lombok Barat terus menunjukkan tren peningkatan. Di RSUD Tripat terjadi peningkatan 100 persen. Pada bulan Juni lima pasien Covid-19 yang ditangani di RSUD Tripat meninggal, jumlah itu meningkat menjadi 10 orang bulan ini. Dalam menangani pasien meninggal ini, pihak RSUD menghadapi sejumlah kendala. Di antarnya rumah sakit terkendala petugas pemulasaraan jenazah khusus perempuan.
Di samping itu, RSUD Tripat sedikit kesulitan lokasi pemakaman terutama pasien dari luar Lombok. Banyak di antara pasien yang meninggal berasal dari luar Lombok. Direktur RSUD Tripat, dr. Arbain Ishak mengatakan kasus kematian pasien covid-19 meningkat. Bulan lalu saja terdapat sekitar 5 pasien covid-19 yang meninggal dunia. Dan bulan ini, lebih dari 10 pasien covid-19 yang meninggal. Hampir setengahnya berasal dari luar Lombok.
“Ini yang cukup menyulitkan pihak RSUD untuk lokasi pemakamannya. Kalau yang asal Lombok kan masih bisa dikembalikan (pemakamannya) di masing-masing wilayahnya. Yang kendala ini kalau luar Lombok ini harus carikan lokasi,” kata Arbain saat dikonfirmasi di kantornya Kamis, 22 Juli 2021.
Pasien Covid-19 asal luar Lombok yang meninggal di RSUD Tripat berasal dari Pulau Sumbawa, Bali dan Jawa. Pihaknya terpaksa mencarikan pemakaman di kawasan Mataram. Pihak keluarga pasien harus membayar untuk pemakamannya. Sebab sesuai ketentuan protokol pasien Covid-19 yang meninggal harus segera dimakamkan dan tidak boleh dibawa pulang. Terakhir pemakaman dilakukan di TPU Karang Medain Mataram, itupun kata Arbain, jatah terakhir untuk Lobar.
Kendala lain yang dihadapi adalah petugas pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 khusus perempuan. Karena pasien perempuan yang meninggal diurus oleh petugas perempuan. Namun selama ini, belum ada petugas perempuan.“Tidak hanya itu, yang dikremasi juga kita kendala. Terakhir kita carikan tempat di Bintaro Ampenan Mataram, di Karang Jangkong tidak boleh,” terangnya. Sehingga dengan adanya rencana disiapkannya TPU Covid-19 di Gapuk diharapkan bisa menjadi solusi bagi pemakaman pasien Covid yang meninggal dunia.
Sementara itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Gapuk Kecamatan Gerung hingga kini masih menunggu kepastian rencana Tempat Pemakaman Umum (TPU) Covid-19 yang berlokasi di desa setempat. Setelah beberapa waktu lalu Tim Satgas Covid-19 bersama Forkopimda Lobar turun meninjau lahan Pemda seluas 25 are di desa tersebut. Hanya saja belum ada kepastian dari Pemkab kepada desa soal penggunaan lahan itu untuk menjadi lokasi pemakaman.
“Sejauh ini belum ada kepastian, saya kira saat pak Sekda bersama tim meninjau akan ada bahasa kepastian untuk menggunanya, tetapi belum. Makanya saya mau memastikan,” ungkap Kepala Desa Gapuk, Nurdin.
Ia mengatakan jika sudah ada kepastian, Pemdes bisa ancang-acang menyosialisasikan kepada masyarakat desa. Termasuk meminta bantuan para tokoh masyarakat. Meski diakuinya lahan yang akan dipergunakan untuk menjadi TPU Covid -19 berada di kawasan persawahan dan jauh dari pemukiman masyarakat.
“Lokasinya sebelah utara jalan menuju Banyumulek di tengah-tengah antara Desa Dasan Baru dan Gapuk pas di tengah-tengahnya kalau mau ditarik koordinatnya. Sedangkan dengan dusun kami radiusnya sekitar 300 meter,” bebernya.
Walupuan radiusnya jauh, Pemdes setempat tetap akan menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait keberadaan TPU tersebut. Maklum, hal ini berkaitan dengan Covid-19. “Tetap kita sosialisasi sembari kita mengedukasi,” sambungnya. Jika digunakan, lahan pertanian 25 are itu akan beralih fungsi. Serta memerlukan rekomendasi desa. Mengingat lahan itu masuk kategori lahan kelas 3 lahan pertanian.
“Tapi kembali lagi ke pemda, memang sudah ada survei lokasi di Gapuk untuk pasien covid yang meninggal di RSUD Tripat untuk pemakamnya. Sementara di RS Awet Muda Narmada di Narmada tempatnya, itu yang saya dengar dari pak Sekda,” tandasnya.(her)